Sabtu, 11 Juli 2015

Kepramukaan "Membina dengan Sistem Among"



4.1  Cara membina pramuka
Membina Pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan:
a. Kepribadian
b. Pengetahuan dan keterampilan
c. Kecendrungan/keinginan serta kemampuan, peserta didik sehingga menjadi manusia yang: kreatif, inovatif, pelopor dan mandiri.
Syarat penting dalam membina adalah:
      Mengetahui sifat kejiwaan peserta didik. Sifat-sifat anak usia Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.
      Mengetahui keinginan / kebutuhan peserta didik.
      Mengetahui latar belakang (budaya, sosial, ekonomi)  peserta didik.
      Pembinaan harus menarik minat peserta didik. Di sini materi pembinaan dapat dibungkus dengan lagu, tari, gerak, permainan, perlombaan, ceritera, penugasan, bakti yang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
Sifat-sifat anggota Pramuka Siaga.
         Senang meniru
         Senang berdendang, menari dan bernyanyi
         Suka dipuji, mudah merajuk
         Senang menceriterakan dan mengadukan apa yang diketahui dan dialaminya.
         Rata-rata masih manja
         Suka berbekal
         Sangat senang bermain
Cara membina Siaga
      Dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut.
      Membina Siaga adalah phase awal dalam pendidikan maka sifat-sifat Pembina Siaga yang  tidak  bisa dicontoh oleh anak usia Siaga harus tidak dimunculkan di permukaan. Misalnya Pembina merokok, membentak-bentak, berkata agak jorok, dsb.
      Materi pembinaan banyak dibungkus, sehingga menarik (misalnya menceriterakan sifat sifat kepahlawanan yang perlu dicontoh, dengan sosio drama).
         Sesuatu yang khayal, baik untuk mempuk imajinasi Siaga, tetapi jangan dilebih-lebihkan. Ceritera tentang fabel, farabel baik untuk Siaga. Dalam abad modern ini baik apabila imajinasi tersebut dipadukan dengan teknologi.
         Permainan perang-perangan tidakcocok untuk kejiwaan Siaga.
         Siaga harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bagaimana setiap hari berbuat kebaikan. Baik dalam latihan, maupun melalui pesan Pembina untuk melaksanakannya di rumah.
         Untuk melatih kreativitas Siaga (otak belahan kanan), maka akan sangat baik mereka ditugasi membuat lagu sederhana (jinggle), tarian, menulis pengalaman, atau mengarang, atau membuat yel-yel yang menyemarakkan kasih sayang.
         Kehidupan Siaga itu ada di Perindukan.
         Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”.
Sifat-sifat Pramuka Penggalang
         Sebagian sifat-sifat Siaga masih ada (variatif masing-masing anak).
         Senang bergerak, senang mengembara
         Usil, lincah, senang mencoba-coba
         Mulai menyukai lawan jenis
         Suka dengan sifat-sifat kepahlawanan
         Suara sudah mulai pecah/ parau bagi penggalang putra.

Cara Membina Penggalang
         Dapat menggunakan sebagian cara-cara membina Siaga (sifatnya situasional)
         Kegiatan yang menantang, pengembaraan (hiking, climbing, camping, ) paling disukai penggalang. Namun demikian harus dipersiapkan dengan teliti faktor keamanannya, dan tidak boleh terlalu sering dilakukan.
         Kegiatan yang mengacu kedisiplinan sangat penting diberikan (misalnya berjenis-jenis PBB dan upacara).
         Rewards dan punishment mutlak harus dilakukan, dan ditegakkan.
         Kehidupan penggalang ada di Regu, oleh karena itu kekompakan, kreativitas, dan disiplin beregu harus dipelihara.
         Pembina lebih banyak “ing madyo mangun karso” (di tengah-tengah membangkitkan kehendak & semangat belajar/ bekerja).
Sifat penegak
         Masa sosial (Kohnstamn)
         Mencari identitas/ jati diri
         Stabilitas emosionalnya belum mantap (mudah terprofokasi, mudah berubah)
         Gemar pada kenyataan
         Mengenal Cinta - agresif
         Kemauan kuat, sulit dicegah, apabila tidak melewati kesadaran rasionalnya
Cara membina Penegak
         Perangkat struktur kepenegakan ditertibkan, bila belum ada dibentuk lebih dahulu. Dewan Ambalan, dibentuk dengan benar, tidak main tunjuk.
         Dimulai bertanggung-jawab atas keputusan musyawarah, dan menjalankan keputusan Dewan Ambalan.
         Keinginan Penegak yang kuat tidak dipatahkan, tetapi dijalurkan (on the track).
         Memberikan kondisi lingkungan yang baik.
         Pada tingkat Bantara, Penegak mulai dikondisikan untuk memperbaiki lingkungan yang kurang baik, semampunya. 
         Pada tingkat Laksana, Penegak dikondisikan untuk  mengembangkan lingkungan ke arah yang lebih baik.
         Penegak sudah mulai dikenalkan bagaimana “learning by doing”; “Learning to earn”; “Learning to serve”.
         Untuk mempertahankan satuan terpisah di perkemahan sebaiknya Pembina menyerahkan tanggung-jawab kepada Pradana dan Pemuka Sangga, namun harus tetap mengkontrol.
         Cara memberikan kritik dengan cara atau etika PIN, kepada Penegak  diupayakan hanya sampai PI saja, yakni sebutkan “Positif”-nya kelebihan-kelebihan atas program atau kegiatan yang telah dilakukan – kemudian di “Interpretasikan” secara detail program atau kegiatan tersebut secara rasional, biasanya Penegak sudah tahu kelemahannya. Namun biala Penegak terpaksa belum tahu kelemahannya baru dikemukakan “Negatif” nya.
         Contoh kegiatan pendidikan bagi Penegak dan Pandega yang paling lengkap adalah: Perkemahan Wirakarya.
         Pembina lebih banyak “tut wuri handayani”.

SISTEM AMONG

Sistem Among  adalah Sistem pendidikan yg dilaksanakan dg cara memberikan kebebasan kpd peserta didik  untuk dapat bergerak dan bertindak  dg leluasa, sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan, dg maksud untuk menumbuhkan  dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dg aspirasi peserta didik. 
Sistim  Among  mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan  prinsip kepemimpin an sbb:
a.       “Ing ngarso sung tulodo” maksudnya di depan  menjadi teladan
b.      “Ing madya mangun karso” maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun kemauan
c.       “Tut wuri handayani” maksudnya dari belakang Pembina memberi daya/ kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.
Dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap & berperilaku:
a.       Cinta kasih, kejujuran, keadilan,kepantasan kesederhanaan,kesanggupan berkorban dan kesetiakawanan sosial
b.      Disiplin disertai inisiatif
c.       Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta kepada Tuhan YME
Sistim Among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu dg yang lainnya saling berkaitan, oleh karena itu  bagi semua golongan (S,G,T,D) diberikan keteladan, daya kreasi dan dorongan.
Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan bekerja, malalui proses :
a.       ”Learning by doing”, belajar sambil bekerja
b.      ”Learning by teaching”,bekerja sambil mengajar
c.       ”Learning by earn”, belajar  mencari penghasilan
d.      ”Earning to live”, penghasilan  untuk hidup
e.       ” Living to serve”, kehidupan untuk bekal mengabdi


4.1.1        SISTIM AMONG
TUJUAN :  Untuk memberikan bekal pengetahuan tentang bagaimana seharusnya pembina pramuka menempatkan diri dalam kegiatan peserta didik agar mereka dapat memfungsikan diri sebagai subyek pendidikan.
SASARAN : Menjelaskan konsep dasar.
                 Menjelaskan tujuan diterapkan dalam   kepramukaan.
                 Penerapan dalam kegiatan peserta didik. 
Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh  mungkin menghidari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan , dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Sistem Among  mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut :
a.       "Ing ngarso sung tulodo", maksudnya di depan menjadi teladan.
b.      "Ing madya mangun korso", maksudnya di tengah-       tengah mereka Pembina membangun kemauan.
c.       " Tut wuri handayani",  maksudnya dari belakang Pembina memberi daya/kekuatan atau dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.
Dalam  melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku :
a.       Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan kesetiakawanan sosial.
b.      Disiplin disertai inisiatif.
c.       Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.
Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan pribadinya , bakatnya, kemampuannya, cita-citanya.  Pembina Pramuka sebagai Pamong hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, medorong, memberi motivasi tempat berkonsultasi dan bertanya.  Peserta didik   harus diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan, bukan hanya sebagai objek pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau disuruh pembinanya tetapi mereka diberi kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.
Kegiatan kepramukaan dengan menggunakan sistem among dilaksanakan dalam bentuk kegiatan nyata dengan contoh - contoh nyata, dimengerti dan dihayati, atas dasar minat dan karsa para peserta didik Pembina Pramuka harus mampu menjadi contoh/teladan peserta didiknya.
Sistem Among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah satu dengan lainnya saling berkaitan oleh karena itu bagi semua golongan peserta didik ( S, G, T, D ) diberikan  keteladanan,  daya kreasi dan dorongan.
Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya, melalui proses :
a.       " Learning by doing ", belajar sambil bekerja
b.      " Learning by teaching, bekerja sambil mengajar
c.       " Learning to earn ", belajar mencari penghasilan
d.      " Earning to live ", penghasilan untuk hidup
e.       " Living to serve ", kehidupan untuk bekal mengabdi
Description: IMG_20151106_190217.jpg
KESIMPULAN
Sistem among pada hakekatnya merupakan sikap laku para Pembina Pramuka dalam hubungannya dengan Pramukanya
Sistim Among adalah sistim yang setepat-tepatnya bagi pendidikan Kepramukaan         
 di Indonesia

4.1.2        Komunikasi dan Bergaul dengan PesDik
Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi Dari Pihak Peserta Didik (komunikan)
         Peserta didik malu menyampaikan permasalahan, ide, pikiran, dll., tetapi ia diam (introvert).
         Peserta didik terlalu banyak menyampaikan permasalahan.
         Ada peserta didik yang terlalu mendominasi komunikasi (dominator)
         Peserta didik yang selalu mencela orang lain.
         Peserta didik yang tidak menyampaikan permasalahan, ide, pikirannya, dll. tetapi selalu menggerutu, atau bersungut-sungut.
         Peserta menganggap informasi Pembina tidak perlu.
Solusi mengatasi hambatanUntuk Peserta Didik
         menempatkan diri Pembina tidak lebih tinggi dari peserta didik,
         berkomunikasi dengan saling menghargai (yang muda mengormati yang tua – yang tua menyayangi yang muda)
         mendorong mereka untuk berani menyampaikan masalahnya,
         mengingatkan kepada peserta didik lain agar tidak mentertawakan pendapat temannya/orang lain.
         Bagi para dominator di rem, agar tidak terlalu banyak yang dibicarakan, kita ajari mereka bagaimana berbicara efektif.
         Bungkus “pesan” yang akan disampaikan secara menarik.
Hambatan Komunikasi Dari Pihak Pembina (Komunikator)
         Pembina membuat jarak pergaulan
         Kurang percaya diri/rendah diri
         Kurang menguasai masalah
         Kurang memiliki keterampilan berbicara/berkomunikasi
         Terlalu percaya diri (menganggap dirinya yang selalu benar)
         Sombong/angkuh/selalu membanggakan dirinya/merasa paling pandai...paling mengerti...paling hebat
         Selalu mengikuti kehendak orang lain (walaupun orang tersebut salah)
         Sulit berbicara/sering gagap/sering kehilangan sesuatu yang ingin dikemukakan
         Ingin berbicara terus-menerus, tidak memberi kesempatan peserta didik untuk memberikan respon.
         Memaksakan kehendak.
         Meremehkan orang lain.Menjadikan orang lain sebagai objek.
Solusi Hambatan Komunikasi Untuk Pembina
         Bergaul seperti halnya adik-kakak/orang tua dan anak – untuk Siaga
         Kuasai masalahnya sebelum menyampaikan pesan.
         Buat suasana jangan terlalu formal.
         Pelajari joke-joke
         Jangan merasa lebih tinggi dengan siapapun yang diajak bicara.
         Jangan menceriterakan diri anda terus-menerus.
         Jangan menceriterakan hal-hal sampai berkali-kali.
         Jadilah orang yang punya pendirian, jangan membebek.
         Tarik nafas dalam-dalam, tenangkan jiwa, bayangkan apa yang mau dibicarakan, barulah bicara.
         Tahu diri, bila sebenarnya anda adalah orang yang membosankan, berilah kesempatan pada orang lain untuk bicara.
         Memaksakan kehendak itu sifat para tirani, tetapi bila anda memang benar menurut norma agama,susila, hukum, etika – buatlah lawan bicara anda menyadari, setidaknya mendengarkan dengan baik apa yang anda bicarakan.
         Jangan berbicara muluk-muluk lebih-lebih pada orang yang pendidikannya, pengalamannya lebih banhyak.
         Jangan meremehkan pendapat orang lain. Nabi bersabda, ”Hikmah itu darimana saja datangnya ambillah”.
         Orang lain harus dianggap sebagai subjek, setara dengan kita.
Hambatan Komunikasi Dari suasana lingkungan
         Gaduh
         Lalu-lalang
         Ada objek lain yang lebih menarik
Mengatasi Hambatan Komunikasi karena Kondisi dan Lingkungan
         Carilah tempat yang lebih baik, apabila pembicaraan tersebut sangat penting.
         Minimalisir atau jauhkan objek yang lebih menarik yang mengganggu komunikasi anda.






















 

DIARY AMATIRAN Template by Ipietoon Cute Blog Design