Kamis, 19 Oktober 2017

Makalah Model Pembelajaran Cooperative Script




TUGAS INOVASI PEMBELAJARAN
“MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT’
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran
 Dosen Pengampu Supriyadi
 



 



Disusun Oleh Kelompok 6 :
1.     Garnis Fatmala           (15120014)
2.     Mila Pertiwi               (15120026)
3.     Upik Dwi F                 (15120036)
4.     Lolita Dwi r                (15120040)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG



Puji syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga  kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah Inovasi Pembelajaran  dengan judul Model Pembelajaran Cooperative Script
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca  dan para pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 23 Oktober  2017


Penyusun

 

 

DAFTAR ISI


Cover


BAB I

PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan terjadinya suatu pembaharuan dalam tingkah laku, berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada beberapa faktor yang dibedakan menjadi dua faktor. Faktor tersebut antara lain, faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi, motivasi, kebiasaan, kecemasan, minat, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya (Ahmadi, 2004 : 138).
Memenuhi tuntutan perkembangan jaman yang semakin maju, aspek pendidikan diharuskan membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menjadi lebih aktif dan kreatif. Keaktifan siswa hendaklah melibatkan siswa itu sendiri agar secara langsung belajar dan menemukan sebuah jawaban. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk berkomunikasi membuat kondisi kelas tidak aktif. Hal seperti ini menyebabkan rendahnya prestasi siswa. Guru hendaknya memancing keaktifan siswa melalui model-model pembelajaran yang sesuai.
Slavin (1994:175) mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa adalah pembelajaran dengan model cooperative script. Dengan meningkatkan daya ingat siswa pada materi yang telah di peroleh sebelumnya, dapat pula mempermudah meningkatkan kreativitas siswa karena kreativitas siswa merupakan kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan data dan informasi yang sudah ada. Cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

B.          Rumusan Masalah

1.     Apakah yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Cooperative Script?
2.     Apa prinsip-prinsip dari Model Pembelajaran Cooperative Script ?
3.      Apa kelemahan-kelemahan dari Model Pembelajaran Cooperative Script?
4.     Manfaat Model Pembelajaran Coopertive Script?
5.     Bagaimana langkah-langkah diri Model Pembelajaran Cooperative Script?
6.     Bagaimana cara mengaplikasikan pelakasanaan Model Pembelajaran Cooperative Script di sekolah?


BAB II

PEMBAHASAN

1.           Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script

Metode Cooperative Script ini berasal dari kata Methodos, Cooperative dan Script, yang memiliki arti masing-masing diantarannya: Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Ada juga pengertian tentang metode yaitu cara kerja yang sistematis untuk mencapai suatu maksud tujuan. Cara yang teratur dalam menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan landasan teori. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Ada juga yang mengartikan metode yaitu: Cara yang telah di atur dan berfikir baik-baik untuk mencapai tujuan.
Cooperative berasal dari kata Cooperate yang artinya bekerja sama, bantuan-membantu, gotong royong. Sedangkan kata dari Cooperation yang memiliki arti kerja sama, koperasi persekutuan. Script ini berasal dari kata Script yang memiliki arti uang kertas darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari Cooperative skripsi adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Jadi pengertian dari Cooperative adalah Strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Metode Cooperative Script menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Jadi pengertian dari Metode Cooperative Script adalah Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi Pendidikan Agama Islam yang dipelajari(Online, Media pembelajaran dikaitkan-dengan metode cooperative script : 2012).
Miftahul A’la (2011: 97), model pembelajaran cooperative script di sebut juga Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas. Cooperative script merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin 1994:175). Hal tersebut sangat membantu siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah. Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Beberapa pendapat para ahli mendefinisikan model pembelajaran cooperative script yaitu :
a.        Model pembelajaran cooperative script menurut Dansereau dalam Slavin (1994) adalah skenario pembelajaran kooperatif. Artinya setiap siswa mempunyai peran dalam saat diskusi berlangsung.
b.       Pembelajaran Cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam Hadi(2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa sepertiilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.
c.        Brousseau (2002) dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa modelpembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrakbelajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai caraberkolaborasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan diatas,antara satu dengan yang lainnya memiliki maksud yang sama yaitu terjadisuatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa untukberkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara-carayang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadidalam kehidupan sosial siswa.

2.       Prinsip Model Pembelajaran Cooperative Script

Model pembelajaran cooperative script ini memiliki konsep dari the acleratedlearning, active learning, dan cooperative learning. Maka prinsip-prinsip dalam model pembelajaran ini sama dengan prinsip-prinsip yang ada pada model pembelajaran cooperative learning, prinsip-prinsipnya yaitu :
1.       Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenag bersama.
2.       Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3.       Siswa harus berpandanagn bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama .
4.       Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya diantara para anggota kelompok.
5.       Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6.       Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar.
7.       Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif (Online, “karakteristik dan prinsip cooperative learning” : 2009)

3.       Kelebihan Dan Kelemahan Dari Model Pembelajaran Cooperative Script

Kelebihan model pembelajaran cooperative script diantanya adalah sebagai berikut, Miftahul A’la (2011: 98):
a.    Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.
b.    Setiap siswa mendapatkan peran.
c.    Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Istarani (2011), Model pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru  yang diyakininya benar.Model pembelajaran ini  mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.
Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik  dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain.Model pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat (meningkatkan kemampuan berpikir kreatifsiswa). Model pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.
Kelemahan model pembelajaran cooperative script diantanya adalah sebagai berikut,Miftahul A’la (2011: 98):
a.        Hannya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b.       Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut).
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan Model pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak semua siswa mampu menerapkan Model pembelajaran Cooperative Script, sehingga banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya.Penggunaan Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok.Model pembelajaran ini sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik.Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi sulit karena tersembunyi di dalam kelompok.

4.       Manfaat Pembelajaran Cooperative Script

Dari hasil penelitian, banyak mengungkapkan manfaat pembelajaran Cooperative Script. Danserau dalam Hadi (2007) menyatakan bahwa pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat mempelajari materi yang lebih banyak dari siswa yang belajar sendiri. Noreen Web dalam Hadi (2007) bahwa siswa memperoleh sesuatu yang lebih dari aktivitas kooperatif lain yang diberikan penjelasan secara rinci. Spurlin dalam Hadi (2007) siswa juga mendapatkan kesempatan mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya.
Berdasarkan manfaat pembelajaran Cooperative Script yang diungkapkan para ahli tersebut dapat dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan manfaat pembelajaran Cooperative Script antara lain:
1.       Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu siswa mengerjakan tugas-tugas yang dirasakan sulit
2.       Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks
3.       Dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat membantu ingatan dan pemahaman
4.       Memberikan kesempatan siswa membenarkan kesalahpahaman
5.       Membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata.
6.        Membantu penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan
7.       Memberikan kesempatan untuk mengulangi untuk membantu mengingat kembali
Berdasarkan manfaat pembelajaran Cooperative Script yang diungkapkan para ahli tersebut dapat dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan manfaat pembelajaran Cooperative Script antara lain:
1.       Dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan pembelajaran, dalam hal ini bahwa materi yang terlalu luas cakupannya dapat dibagikan siswa untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi, membuat rangkuman, menganalisis materi baik yang berupa konsep maupun aplikasinya
2.       Dapat memperluas cakupan perolehan materi pembelajaran, karena siswa akan mendapatkan transfer informasi pengetahuan dari pasangannya untuk materi yang tidak dipelajarinya di kelas
3.       Dapat melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik, dalam menganalisis, merangkum, dan melalui kegiatan diskusi siswa akan terlatih menggunakan kemampuan berpikir kritisnya untuk memperoleh pengetahuan melalui pembelajaran yang dirancang pada Cooperative Script
Dengan mempertimbangkan manfaat dan karakteristik metode pembelajaran Cooperative Script dengan karakteristik isi materi sistem ekskresi, sangat sesuai bila dipadukan dalam suatu pembelajaran menggunakan strategi Cooperative Script.

5.       Langkah-Langkah Pelaksanaan Cooperative Script

Dari berbagai adaptasi pembelajaran Cooperative Script telah memperlihatkan variasi tahapan-tahapan pada pembelajaran Cooperative Script, tetapi tidak menjadi suatu perbedaan yang berarti. Berdasarkan variasi tahapan-tahapan tersebut juga banyak memunculkan sebutan-sebutan strategi pembelajaran Cooperative Script, diantaranya adalah MURDER Script (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) (Jacobs, dkk, 1996).
1.           Mood merupakan tahap kesepakatan untuk menentukan aturan yang digunakan dalam berkolaborasi, misalnya memberikan isyarat jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan ide-ide pokok seperti menepuk bahu atau dengan isyarat suara atau dengan yang lainnya
2.           Understand merupakan tahap membaca untuk memahami isi teks dalam waktu tertentu
3.           Recall merupakan tahap membuat ringkasan ide-ide pokok dari materi, dan selanjutnya menyampaikan kepada pasangannya
4.           Detect merupakan menemukan kesalahan dari ringkasan dan penyampaian pasangannya
5.           Elaborate merupakan tahap menguraikan hasil ringkasan materi dari peserta didik kepada pasangannya
6.           Review merupakan tahap kedua pasangan mencari hubungan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata siswa, ide lain yang pernah dipelajari, pendapat tentang materi, dan reaksi emosional atau respon terhadap ide-ide pokok materi.
Selain itu ada yang menyebut Cooperative Script dengan sebutan SUMMER Script (Set the mood, Understand by reading silently,Mention the main ideas, Monitor the summary, Elaborate, and Review) (Hythecker, dkk dalam Hadi, 2007). Selanjutnya Danserau dalam Hadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran Cooperative Script sebagai berikut.
1.       Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.       Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasannya
3.       Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.       Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak mengoreksi menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5.       Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya
6.       Guru membantu siswa menyusun kesimpulan

6.       Cara mengaplikasikan pelakasanaan Model Pembelajaran Cooperative Script \di sekolah

Langkah-langkah aplikasi dari model pembelajaran cooperative script adalah sebagai berikut
  1. Guru memulai pelajaran dan menyampaikan topik pembelajaran yang akan dipelajari.
  2. Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam materi pembelajaran sesuai Standar Kopetensi (SK) dan Kompetensi Dasar.
  3. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan terlebih dahulu mengenal karakteristik dari masing-masing siswa, agar dalam pembagian kelompok dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga mereka bisa saling melengkapi dan membantu satu sama  lain. Hal ini juga dapat mengakibatkan interaksi sosial antar siswa menjadi semakin baik, bukan hanya kepada orang itu-itu saja.
  4. Masing-masing kelompok mempelajari kegiatan yang berbeda. Setiap kelompok mendiskusikan materi yang mereka dapatkan dan bersama-sama memecahkan materi yang belum mereka pahami. Guru disini bertindak sebagai fasilitator.
  5. Setelah siswa tersebut sudah memahami materinya masing-masing, kemudian guru mengelompokkan kembali dengan memasangkan 1 peserta didik dari kelompok yang satu dengan peserta nomor 1 dari kelompok lain jadi mereka akan berpasang- pasangan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dibuat menjadi satu kelompok. Kemudian guru membagiakan nomer kepada setiap siswa secara acak.
  6. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
  7. Seorang peserta didik bertugas sebagai pembicara, yaitu menyampaikan dan menjelaskan tugas dan hasil tugasnya selengkap mungkin dan seorangnya lagi dari peserta didik sebagai pendengar yaitu bertugas menyimak/ mengoreksi/menunjukan ide-ide pokok pembahasan yang kurang lengkap.
  8. Bertukar peran, yang semula sebagi pembicara berperan sebagai pendengar dan yang semula sebagai pendengar berperan sebagai pembicara
  9. Guru meminta salah satu pasangan untuk memperesentasikan hasil kegiatannya/ diskusinya dengan memanggil dari salah satu nomer siswa secara acak.
  10. Diskusi kelas, semua siswa menanggapi hal-hal yang masih kurang jelas dan materi yang belum dimengerti dan guru disini bertindak sebagai pemenengah untuk menjelaskan hal-hal yang masih salah atau kurang tepat dan belum jelas kepada siswa.
  11. Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi, yaitu penjelasan kembali materi yang masih dianggap meragukan dan kurang jelas.
  12. Untuk lebih memahami materi lebih baik lagi dan mngetahui kemampuan masing-asing siswa dalam memahami materi, guru memberikan latihan soal untuk dijawab dan didiskusikan oleh masing-masing kelompok yang beranggotakan dua orang tersebut. Masing-masing orang siswa harus bisa mengerjakan soal tersebut bukan hannya salah satu dari anggota kelompoknya saja, anggota yang bisa menjelaskan kepada anggota yang belum paham. karena guru akan memanggil nomer secara acak, bagi siswa yang disebut nomernya harus mengerjakan soal tersebut dan menerangkannya didepan kelas. Bagi siswa yang tidak bisa menjawab atau jawaban salah, maka akan mendapatkan bintang merah yang artinya kelompok tersebut terancam kekalahan, dan apabila jawaban yang disampaikan benar maka kelompok tersebut akan mendapatkan bintang kuning. Kelompok yang mendapatkan bintang kuning yang paling banyak, maka kelompok tersebut menjadi juara dan mendapat bingkisan (penghargaan kelompok) yang telah disediakan oleh gurunya, dan sebaliknya apabila kelompok tersebut mendapatkan bintang merah terbanyak maka kelompok tersebut kalah dan mendapatkan suatu hukuman, yaitu membersihkan kelas selama 3 hari berurut-urut (menggantikan tugas piket). Jawaban yang salah langsung akan dijelaskan oleh guru tersebut. Sesuai dengan pengalaman penulis yang pernah menjadi seorang siswa, pemberian hadiah dan hukuman ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk aktif dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa cenderung tertarik pada hal-hal yang sifatnya kompetisi. Mungkin dalam satu kali pertemuan tidak akan cukup, ini bisa dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama untuk pembahasan materi dan pertemuan kedua untuk latihan-latihan.
  13. Guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan dari materi trigonometri yang telah disampaikan dengan menggunakan model cooperative script.
  14. Guru memberikan evaluasi, soal dikerjakan masing-masing oleh siswa dan tidak boleh saling membantu.
  15. Guru menutup pembelajaran.

Demikian merupakan salah satu cara atau kegiatan untuk mengaplikasikan model pembelajaran cooperative script yang disajikan oleh penulis. Pada dasarnya tujuan dari  pembelajaran cooperatif script yaitu untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi.














BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salahsatu cara atau strategi seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran, yang diawali dengan membagi siswa kedalam kelompok secil (satu kelompok terdiri dari dua orang/berpasangan), kemudian membagi materi ajar kepada siswa untuk dipelajari dan membuat ringkasan materi tersebut. Disini siswa dilatih untuk memberikan masukkan ide-ide atau gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan untuk mengomunikasikannya kepada teman sekelompoknya secara bergantian, siswa akan saling melengkapi satu sama lain. Dalam model pembelajaran ini mengikutsertakan semua siswa, sehingga semua siswa akan ikut berperan aktif dalam pembelajaran, dan diharapkan bisa membuat siswa bersemangat dalam belajar sehingga siswadapat memahami pelajaran dengan lebih mudah. Dalam cooperative scrip ini mengandung suatu unsur kerjasama dalam kelompok yang membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran, bukan guru. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk mengarahkan dan motivator bagi siswa.

Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kali ini, meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna, minimal kita bisa mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena saya adalah manusia yang tempatnya salah dan dosa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya.









DAFTAR PUSTAKA


( Diakses 23 Oktober 2017)
( Diakses 23 Oktober 2017)


0 komentar:

Posting Komentar

 

DIARY AMATIRAN Template by Ipietoon Cute Blog Design