APLIKASI UNSUR dan FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen
Pendidikan
Dosen pengampu : Drs. Kiswoyo, M.M
Disusun oleh:
1. Mirtha Maulina (15120006)
2. Mila Pertiwi (15120026)
3. Wahyu Adi Suseno (15120043)
4. Melati Citra LP (15120047)
KELOMPOK 6
KELAS A PGSD
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan Puji syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan
mekalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Drs. Kiswoyo, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen Pendidikan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalahini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang aplikasi unsure dan fungsi manajemen pendidikan. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang aplikasi unsure dan fungsi manajemen pendidikan. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.
Semarang, 23 September 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manajemen
sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang,
baik orang-orang yang berada di dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal,
atau yang berada di atas maupun di bawah posisi operasional seseorang. Selain
itu juga manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan
bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan
teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, sehingga
menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini aspek
manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat
perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang
berfungsi dengan baik.
Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi
internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang dan
putus sekolah. Dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa
belum mengenanya fungsi-fungsi dari manajemen karena kurangnya pemahaman
tentang pentingnya fungsi-fungsi manajemen.
B.
Rumusan
masalah
1. Bagaimanakah aplikasi/penerapan
unsure-unsure dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan?
C.
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk
1. Mengetahui aplikasi/penerapan
unsure-unsure dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aplikasi Unsur-unsur
Manajemen
1.
Menurut Ir.
Soekarno
a.
M e n (manusia, orang-orang,
tenaga kerja)
Tenaga kerja ini meliputi baik
tenaga kerja eksekutif maupun operatif. Dalam kegiatan manajemen faktor manusia
adalah yang paling menentukan. Titik pusat dari manajemen adalah manusia, sebab
manusia membuat tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkannya itu. Tanpa tenaga kerja tidak akan ada
proses kerja. Hanya saja manajemen itu sendiri tidak akan timbul apabila setiap
orang bekerja untuk dirinya sendiri saja tanpa mengadakan kerjasama dengan yang
lain. Manajemen timbul karena adanya orang yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan bersama.
b.
Money (uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan)
Uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai
tujuan disamping faktor manusia yang menjadi unsur paling penting (the most
important tool) dan faktor-faktor lainnya. Dalam dunia modern yang
merupakan faktor yang penting sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai suatu
usaha. Suatu perusahaan yang besar diukur pula dari jumlah uang berputar pada
perusahaan itu. Tetapi yang menggunakan uang tidak hanya perusahaan saja,
instansi pemerintah dan yayasan-yayasan juga menggunakannya. Jadi uang
diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuannya. Terlebih
dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada perhatian yang sungguh-sungguh terhadap
faktor uang karena segala sesuatu diperhitungkan secara rasional yaitu
memperhitungkan berapa jumlah tenaga yang harus dibayar, berapa alar-alat yang
dibutuhkan yang harus dibeli dan berapa pula hasil yang dapat dicapai dari
suatu investasi.
c.
Machines (mesin atau alat-alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan)
Dalam setiap organisasi, peranan mesin-mesin
sebagai alat pembantu kerja sangat diperlukan. Mesin dapat meringankan dan
memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan. Hanya yang perlu diingat bahwa
penggunaan mesin sangat tergantung pada manusia, bukan manusia yang tergantung
atau bahkan diperbudak oleh mesin. Mesin itu sendiri tidak akan ada kalau tidak
ada yang menemukannya, sedangkan yang menemukan adalah manusia. Mesin dibuat
adalah untuk mempermudah atau membantu tercapainya tujuan hidup manusia.
d.
Methods ( metoda atau cara yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan).
Cara , penggerakan, dan
pengawasan. Dengan cara kerja yang baik akan memperlancar dan memudahkan
pelaksanaan pekerjaan. Tetapi walaupun metode kerja yang telah dirumuskan atau
ditetapkan itu baik, kalau orang yang diserahi tugas pelaksanaannya kurang
mengerti atau tidak berpengalaman maka hasilnya juga akan tetap kurang baik.
Oleh karena itu hasil penggunaan/penerapan suatu metode akan tergantung pula
pada orangnya.
e.
Materials (bahan atau perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan).
Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan
dapat mencapai tujuan yang dikehendakinya, sehingga unsur material dalam
manajemen tidak dapat diabaikan.
f.
Market (pasar untuk menjual output/barang yang dihasilkan).
Bagi suatu perusahaan, pemasaran produk yang
dihasilkan sudah barang tentu sangat penting bagi kelangsungan proses produksi
dari perusahaan itu sendiri. Proses produksi suatu barang akan berhenti apabila
barang-barang yang diproduksi itu tidak laku atau tidak diserap oleh konsumen.
Dengan perkataan lain pasar sangat penting untuk dikuasai demi kelangsungan
proses kegiatan perusahaan atau industri. Oleh karena itu penguasaan pasar
untuk mendistribusikan hasil-hasil produksi agar sampai kepada konsumen merupakan
hal yang menentukan dalam aktivitas manajemen. Agar pasaran dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera dan daya beli konsumen.
Barang yang berkualitas rendah dengan harga yang relatif mahal tidak akan laku
dijual. Hal diatas adalah penggunaan
pasar dalam dunia perniagaan. Adapun dalam administrasi Negara, yang menjadi
pasar adalah masyarakat (publik) secara keseluruhan, sedangkan yang
menjadi produknya adalah berupa pelayanan dan jasa (service). Apabila
rakyat atau masyarakat telah merasakan pelayanan yang sebaik-baiknya dari
pemerintahnya maka rakyat akan pula memberikan kerjasama dengan sebaik-baiknya
atau dengan perkataan lain mendukungnya sehingga pemerintahan dapat berjalan
dengan stabil.
g.
Information (Informasi)
Tentu saja informasi sangat yang sedang
disukai, apa yang sedang terjadi di masyarakat, dsb. Manajemen informasi sangat
penting juga dalam menganalis produk yang telah dan akan dipasarkan.
Ketujuh unsur manajemen tersebut lebih dikenal
dengan sebutan 6 M + I , yaitu man, money, material,
machine, method, market dan information.
Setiap unsur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Manajemen tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa adanya ketujuh unsur tersebut.
2. unsur-unsur
pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik
berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian
oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin
diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud
pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga
lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang
tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi
edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat
pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga,
sekolah dan masyarakat.
B.
APLIKASI FUNGSI
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen
pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya
dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa
fungsi manajemen pendidikan.
Untuk memahami lebih jauh tentang
fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang
fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan
merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan tidak lain merupakan
kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan
David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which
manager set objective, asses the future, and develop course of action designed
to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan
bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Arti penting perencanaan terutama
adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan
dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani
Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a. Membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
b. Membantu dalam kristalisasi
persesuaian pada masalah-masalah utama; Memungkinkan manajer memahami
keseluruhan gambaran;
c. Membantu penempatan tanggung
jawab lebih tepat;
d. Memberikan cara pemberian
perintah untuk beroperasi;
e. Memudahkan dalam melakukan
koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
f. Membuat tujuan lebih khusus,
terperinci dan lebih mudah dipahami;
g. Meminimumkan pekerjaan yang
tidak pasti; dan
h. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus
Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu :
a. Penentuan tujuan dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut: 1) menggunakan kata-kata yang sederhana, 2)
mempunyai sifat fleksibel, 3)mempunyai sifat stabilitas, 4) ada dalam
perimbangan sumber daya, dan 5)meliputi semua tindakan yang diperlukan.
b. Pendefinisian gabungan situasi
secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan
sumber daya modal.
c. Merumuskan kegiatan yang akan
dilaksanakan secara jelas dan tegas.
Hal senada dikemukakan pula oleh T.
Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu :
a. Menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan;
b. Merumuskan keadaan saat ini;
c. Mengidentifikasi segala
kemudahan dan hambatan;
d. Mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Pada bagian lain, Indriyo Gito
Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupan
masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan, maka
perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : 1) rencana global yang
merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, 2) rencana
strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan
atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang,
dan 3) rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang
berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam
perencanaan global maupun perencanaan strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir
ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat
pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang
sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan
perubahan lingkungan eksternal lainnya.
Pada bagian lain lagi, T. Hani
Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan
perencanaan strategik, sebagai berikut:
a. Penentuan misi dan tujuan, yang
mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan
tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat
mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti
macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
b. Pengembangan profil perusahaan,
yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil
analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta
memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang
tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan
kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi
dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.
c. Analisa lingkungan eksternal,
dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa
perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu,
perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para
penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan
lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi
secara langsung operasi perusahaan.
Meski pendapat di atas lebih
menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial
konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks
pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di
Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun
eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin
sustanabilitas pendidikan itu sendiri.
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah
pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa :
“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien,
dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz
(1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing
organization structure. It is the process of arranging people and physical
resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”. Dari
kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya
merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan
susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang
mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian
ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi,
diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian
satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja harus
menggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan
kontrol; (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi
harus fleksibel dan seimbang.
Ernest Dale seperti dikutip oleh T.
Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu :
(a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan
suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis.
3. Pelaksanaan/Penggerakkan
(actuating)
Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry
(1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas,
pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi
untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2)
yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau
mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
(5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan
fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua
fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam
hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang
pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual
operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker
sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi
pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa :
“Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan
merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan
bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh
T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a. Penetapan standar pelaksanaan;
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
b. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
nyata;
c. Pembandingan pelaksanaan
kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
d. Pengambilan tindakan koreksi,
bila diperlukan.
Mengadopsi fungsi manajemen dari
para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara
umum adalah melaksanakan planning, organizing, staffing, coordinating, leading
(facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Namun demikian
dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi manajemen pada
tingkat/level makro/masso seperti departemen dan dinas dengan melakukan fungsi
manajemen secara umum dan pada level institusi pendidikan mikro yaitu sekolah
yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating,
controlling.
Demikian juga yang terdapat dalam
buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin
disebutkan paling tidak ada lima unsur pentng yang harus ada dalam manajemen
pendidikan yang kita coba lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang
meliputi:
1)
Planning (perencanaan)
Planning merupakan suatu aktivitas
menyusun, tujuan perusahaan lalu dilanjutkan dengan menyusun berbagai
rencana-rencana guna mencapai tujuan perusahaan yang sudah ditentukan. Planning
dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan dan
merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu.
2)
Organizing (pengorganisasian)
Organizing adalah suatu aktivitas
penagturan dalam sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang lainnya yang
dimiliki oleh perusahaan untuk bisa melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan
dan mencapai tujuan utama perusahaan. Dalam bahasa yang lebih sederhana
organizing merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan semua orang, alat,
tugas tanggung-jawab dan wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga
memunculkan kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan.
3)
Actuating (penggerakan)
Dalam actuating ini menyangkut
tenanting fungsi kepemimpinan, fungsi komunikasi, dan fungsi motivasi. Fungsi
kepemimpinan adisni berguna dalam ketika kita melakukan upaya untuk
emmepengaruhi seseoranguntuk mencapai tujaun yang ingin dicapai, yang fungsinya
nanti sebagi penggerak dan pemberi arahan dalam suatu kegiatan, fungsi motivasi
sendiri adalah sebgai dorongan untuk melakukan sesuatu. Fungsi dari actuating
sendiri adalah bagaimana karyawan dapat memeumupuk raa tanggung ajwab, selain
itu juga karyawan dapat mengikuti perintah dari pimpinna sesuai dnegan tujuan
yang akan dicapai, timbullah nnati kesetiaan dalam bekerja.
4)
Communication (komunikasi)
Communication merupakan
suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak.
5)
Controlling (pengawasan)
Fungsi ini adalah fungsi yang
bertugas menilai apakah pekerjaan yang dilakukan oleh SDM yang ada sudah
mencapai target atau belum. Controlling ini sangat penting dilakukan, karena
akan menentukan apakah kualitas dari layanan atau produk tersebut terjaga atau
tidak.
Fungsi-fungsi manajemen ini
berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan
lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan
demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara
berbagai fungsi manajemen.
Dalam perspektif persekolahan, agar
tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka
proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana
pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai
komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib.
Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan
menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan
pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan
pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis,
pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh
personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan
pengawasan secara berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa manajemen
pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya
dengan pengelolaan proses pembelajaran. Ada
banyak pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu, perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penataan staff (staffing), memimpin (leading), memberikan motivasi (motivating), memberikan pengarahan (actuating), memfasilatasi (fasilitating), memberdayakan staff (empowering), dan pengawasan (controlling).sedangkan unsur-unsur dalam pendidikan itu adalah subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik), Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan), Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode), Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Bateman, Thomas
S. dan Scott A. Snell, Manajemen
Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, (Jakarta: Salemba
Empat, 2009)
Danim, Sudarwan
dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan
Hidayat, Ara dan
Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan,
(Bandung: Pustaka Educa, 2010)
Manullang,M., Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1990)
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam,
(Jakarta: PT Ciputat Press, 2005)
Syukur NC,
Fatah, Manajemen Pendidikan,
(Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra,2011)
Artikel yang sangat menarik sekali,
BalasHapusSangat membantu saya tulisan ini…
Semoga semakin banyak orang yang membaca artikel ini...
Terima kasih…
Salam Sukses Selalu…