Kamis, 02 November 2017

Makalah Tantangan manajemen Pendidikan Terkait Pendekatan yang Digunakan



MAKALAH

MANAGEMEN PENDIDIKAN
TANTANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN TERKAIT PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
Dosen Pengampu : Kiswoyo, 
KELOMPOK 8 :
1.       ATIK BUDIARTI         (15120010)
2.       MAYA RIMAWATI     (15120019)
3.       UPIK DWI F                  (15120036)
4.       INAYATI                       (15120041)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018

DAFTAR ISI









KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Tantangan Managemen Pendidikan Terkait Pendekatan Yang Digunakan dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah tentang Tantangan Managemen Pendidikan Terkait Pendekatan Yang Digunakan, dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.





BAB I PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Manajemen pada hakikatnya merupakan cara - cara pengelolaansuatu lembaga agar lembaga tersebut efektif dan efisien.Manajemen merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.

Untuk mengimplementasikan manajemen yang ada di sekolah  secara efektif dan evisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan. Wibawa kepala sekolah harus ditumbuh kembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif.

Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global.Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang menyenangkan, berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi, tunjukan keteladanan, terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan, seperti: Perencanaan, Pengorganisasian, Penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan, berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan.




B.    RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang diatas dapatlah kita merumuskan yang akan kita bahas pada makalah ini, yakni :
1.     Apa saja macam – macam pendekatan dalam managemen pendidikan?
2.     Apa saja tantangan dalam managemen pendidikan terkait dengan pendekatan yang digunakan?
3.     Bagaimana mengatasi tantangan tersebut?

C.    TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat lebih menahami tentang ;
1.     Memahami tentang macam – macam pendekatan dalam managemen pendidikan
2.     Memahami tentang tantangan dalam managemen pendidikan terkait dengan pendekatan yang digunakan
3.     Memahami tentang solusi dalam mengatasi tantangan dalam managemen pendidikan terkait dengan pendekatan yang digunakan



BAB II PEMBAHASAN


A.    PENDEKATAN – PENDEKATAN DALAM MANAGEMEN PENDIDIKAN

Perencanaan pengajaran dalam rangka mempersiapkan alternatif­alternatif pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis harus berpedoman kepada tujuan­tujuan yang telah ditetapkan secara jelas dan terinci. Berbagai tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pula pola pendekatan perencanaannya.
Ini berarti bahwa sektor pendidikan harus menyediakan lembaga­lembaga pendidikan serta fasilitas untuk menampung seluruh kelompok umur yang ingin memperoleh pendidikan. Jika jumlah tempat yan tersedia masih lebih kecil dari pada jumlah tempat yang seharusnya ada, maka dikatakan bahwa permintaan masyarakat melebihi penyediaan. Perbedaan­ perbedaan dalam tujuan itu  menyebabkan  timbulnya bermacam­macam pendekatan dalam perencanaan pendidikan.  Seluruh pendekatannya yang ada dapat disederhanakan dalam tiga kategori.
1.      Pendekatan Permintaan Masyarakat
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini didasarkan kepada tujuan untuk memenuhi tuntutan atau permintaan seluruh individu terhadap pendidikan pada tempat dan waktu tertentu dalam situasi perekonomian, sosial, politik, dan kebudayaan yang ada pada waktu itu. Dengan menggunakan pendekatan perencanaan seperti  ini, maka perencanaan pendidikan pada umumnya harus memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang dengan mengadakan analisis terhadap :
a.       Pertambahan penduduk, penduduk usia sekolah
b.      Persentase penduduk yang bersekolah
c.       Arus murid dari tingkat yang satu ke tingkat yang lebih tinggi dan dari satu jenjang pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
d.      Pilihan atau keinginan masyarakat dan individu tentang jenis­jenis pendidikan.
Selanjutnya kepada perencana pendidikan diminta untuk merencanakan penggunaan tenaga dan fasilitas yang ada secara optimal dan mobilitas dana dan daya supaya permintaan masyarakat terhadap pendidikan menjadi terpenuhi.
2.      Pendekatan Ketenagakerjaan
Di dalam pendekatan ketenagakerjaan ini kegiatan­kegiatan pendidikan diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja. Dalam keadaan seperti ini kebanyakan negara mengharapkan supaya pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil untuk pembangunan di sektor pertanian, perdagangan, industri, dan lain sebagainya dan juga untuk calon pemimpin yang cerdas dalam profesinya. Untuk itu perencana pendidikan harus mencoba membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional. Dalam hal ini perencan pendidikan dapat meyakinkan bahwa penyediaan fasilitas dan pengarahan arus murid benar­benar didasarkan atas perkiraan kebutuhan tenaga kerja perlu ditetapkan atau dibuat terlebih dahulu sesuai dengan kepentingan dan kondisi.
3.      Pendekatan Nilai Imbalan
Dalam pendekatan ini dipertimbangkan penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil, keuntungan atau efektifitas yang akan diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya keseluruhan pendidikan, tetapi juga biaya suatu jenjang dan jenis pendidikan selalu dibandingkan dengan nilai hasil, misalnya kenaikan pendapatan atau kenaikan produktivitas dari orang­orang yang sudah memperoleh pendidikan. Pendekatan seperti ini mempunyai harapan bahwa kegiatan pendidikan yang tidak produktif dapat ditiadakan melalui proses pendekatan efisiensi investasi atau nilai imbalan ini.

Jenis – jenis Pendekatan dalam managemen pendidikan secara umum antara lain adalah:
1.   MANAJEMEN ADALAH KERJASAMA ORANG-ORANG
Untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan yang membutuhkan berbagai keahilan dalam berbagai bidang pendidikan, secara internal sebuah sekolah yang ingin berkualitas membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian seperti kepala sekolah sebagai direktur, guru yang memiliki keahlian menejemen kelas yang baik, tenaga bimbingan konseling, ketatusahaan yang memiliki ketrampilan dalam system manajemen informasi dan administrasi, perpustakaan membutuhkan pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan secara efektif dan kreatifitas untuk menghidupkan suasana agar banyak dikunjungi siswa, laboran yang harus bisa mengelola penggunaan waktu, memelihara serta memanfaatkan alat dengan berdayaguna.
2.   MANAJEMEN SEBAGAI SUATU PROSES
Manajemen dikatakan sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia dengan melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasi atau maksud-maksud yang nyata
3.   MANAJEMEN SEBAGAI SUATU SISTEM
Manajemen dikatakan sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain jika komponen dalam suatu manajemen tersebut tidak bekerja secara maksiamal maka akan menggangu komponen yang lainnya yang juga akan berpengaruh pada hasil yang pasti kurang maksiamal


4.   MANAJEMEN SEBAGAI PENGELOLAAN
Pengelolaan pada dasarnya adalah pengendalian dan pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk atau penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu. Irawan (1997: 5) mendefenisikan bahwa: “Pengelolaan sama dengan manajemen yaitu penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.”
5.   Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan
Menurut Fred E. Fiedler dalam buku (M.Ngalim Purwanto,2008:27) mengungkapkan bahwa: pemimpin adalah individu dalam suatu kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengoordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok. Sementara itu, kepemimpinan ialah: sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamya kewibawaan untuk dijadikan saran dalam rangka meyakinkan yang diyakininya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh semangat serta merasa tidak terpaksa (M.Ngalim Purwanto 2008:26).
Sifat-sifat kepemimpinan
Menurut abdurrahaman, ada lima sifat pokok kepemimpinan secara umum yaitu:
·         Adil
·         Penuh inisiatif
·         Penuh daya tarik
·         Suka melindungi
·         Penuh percaya diri
Disamping itu, ada beberapa sifat yang dibutuhkan dalam kepemimpinan dalam hal pendidikan. Diantaranya ialah:
a)      Rendah hati dan sederhana
Seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan, hendaknya jangan mempunyai sifat sombong tapi yang diperlukan adalah banyak bertanya dan mendengarkan dari pada berkata dan menyuruh. Dan kelebihan yang dimiliki pemimpin hendaknya dipergunakan untuk membantu anggotanya atau bawahannya sehingga dengan demikian mereka akan merasa bahwa pemimpinnya selalu dekat dengan mereka dan bisa membantu jika mereka butuh bantuan.
b)      Bersifat suka menolong
Seorang pemimpin hendaknya selalu bersedia (menyediakan waktu) untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan yang disampaikan anggotanya. Gunanya adalah untuk mempertebal kepercayaan anggotanya bahwa ia benar-benar tempat berlidung dan pembimbing mereka.
c)      Sabar dan memiliki kestabilan emosi
Seorang pemimipin harus memiliki sifat sabar, jangan lekas merasa kecewa dan memperlihatkan kekecewaannya dihadapan bawahanya, karena akan sangat mempengaruhi kinerja anggotnya tersebut.
d)      Pecaya pada diri sendiri
Pemimpin yang percaya diri dan dapat mengimplikasikannya dalam sikap dan tingkah lakunya maka akan menimbulkan pula sifat percaya diri pada anggotanya.
e)      Jujur, adil dan dapat dipercaya
f)       Keahlian dalam jabatan
Keahlian dalam jabatan merupakan, syarat utama dalam kepemimpinan tanpa keahlian seseorang tidak bisa menjadi pemimpin. Selain keahlian dalam jabatan, pengalaman dan penguasaan semua macam, pengetahuan yang diperlukan untuk memperoleh dan menambah kecakapan menjadi pemimpin.

Tipe atau gaya kepemimpinan
a)      Kepemimpinan yang otokratis
Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggotanya. Baginya memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok. Selain itu, dalam tindakan dan perbuatanya ia tidak dapat diganggu gugat. Kekuasaan yang berlebihan seperti ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik, pada anggotanya, serta menimbulkan sikap “asal bapak senang” terhadap pemimpin dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
b)      Kepemimpinan yang laissez faire
Tipe yang seperti ini diartikan sebagai: membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang seperti ini sama sekali tidak mengontrol dan tidak memberikan koreksi terhadap pekerjaan anggotanya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan pada anggotanya tanpa pengaruh atau saran dari pemimpin. Dalam tipe kepemimpinan ini, biasanya struktur organisasinya tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire ini, semata-mata disebabkan kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari pemimpinya.
c)      Kepemimpinan yang demokratis
Pemimpin yang demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator. Melainkan sebagai pemimpin ditengah anggotanya. Hubungan dengan anggota kelompok bukan seperti buruh dan majikan. Tetapi, melainkan sebagai saudara tua ditengah-tengah anggotanya. Pemimpin yang demokratis berusaha menstimulasi anggotanya agar secara kooperatif untuk mencapai visi dan misi lembaganya. Dalam melaksanakan tugas, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari kelompoknya, juga kritikan-kritikan yang membangun. Selain itu ia juga mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula pada anggota-anggotanya.

6.   KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
Komunikasi dalam manajemen dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi intern dan komunikasi ekstern.
1.    Komunikasi Intern
Menurut Brennan (dalam Effendy 2009:122) “komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu organisasi atau instansi yang menyebabkan terwujudnya organisasi tersebut lengkap dengan strukuturya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal dalam suatu organisasi yang menyebabkan pekerjaan berlansung (operasi manajemen).
a.    Dasar, Tujuan, dan Manfaat Komunikasi Intern
Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi dengan baik dan mengerjakan tugas dengan penuh kesadaran (Sutomo dkk, 2006).

b.   Prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan kepala sekolah antara lain:
1)   Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan.
2)   Mendorong guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah, dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktifitas dan berkreatifitas.
3)   Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain.
4)   Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati keputusan itu.
5)   Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara redaksional. (Sutomo dkk, 2006)


c.    Memecahkan masalah bersama di Sekolah
Dengan adanya komunikasi anatar warga sekolah maka dapat diharapkan dapat membantu memecahkan masalah- masalah yang timbul di sekolah. Karena adanya pertukaran gagasan antar warga sekolah membuat gagasan satu dengan yang lain saling melengkapi sehingga menimbulkan solusi yang terbaik bagi masalah yang tengah terjadi disekolah.

2.    Komunikasi Ekstern
Menurut Effendy (2009: 128), “Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi atau instansi dengan khalayak diluar organisasi”. Sedangkan menurut Mulyasa (2002) komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
a.    Hubungan Sekolah dengan Orang Tua
Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara yaitu adanya kesamaan tanggung jawab dan adanya kesamaan tujuan. (Sutomo dkk, 2006).
1)   Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua siswa:
a)    Saling membantu dan saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak, guru, dan orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya.
b)   Bantuan uang dan barang, baik secara perorangan maupun melalui lembaga yang disebut BP3.
c)    Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik.
d)   Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya mengembangkan bakat olah raga, musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya. (Sutomo dkk, 2006)
2)   Cara menjalin hubungan sekolah dengan orang tua
a)    Melalui dewan sekolah (Komite Sekolah).
b)   Melalui BP3, BP3 adalah organisasi orang tua siswa yang bertugas dan berfungsi untuk memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
c)    Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan.
d)   Melalui ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi siswa. (Mulyasa, 2002)

b.   Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih serta membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan.
1)   Tujuan Hubungan antara sekolah dengan masyarakat
a)    Berdasarkan kepentingan sekolah memelihara kelangsungan hidup sekolah meningkatkan mutu pendidikan sekolah, memperlancar kegiatan belajar mengajar, memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat.
b)   Berdasarkan kepentingan masyarakat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat memperoleh masukan dari sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat memperoleh  kembali  anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya. (Sutomo dkk, 2006)
2)   Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain lewat bidang pendidikan, kesenian, olah raga dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.

B.    TANTANGAN DALAM MANAGEMEN PENDIDIKAN TERKAIT PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN

Menurut Ali Idrus, (2011:4) dunia pendidikan Indonesia, saat ini, setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:
1.     Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu: bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan.
2.     Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat yang agraris ke masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
3.     Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam meningkatkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS).
4.     Munculnya kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi.
Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks ini. Keputusan manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor ini, dan karenanya memahami isu-isu globalisasi dalam dunia pendidikan menjadi kemestian bagi setiap para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik itu di tingkat birokrat-administrator seperti menteri pendidikan, para kepala dinas, dan para manajer teknis seperti rektor, dekan, dan para kepala sekolah, dan bahkan para guru yang mengelola pembelajaran di kelas.

C.    SOLUSI MENGHADAPI TANTANGAN MANAGEMEN PENDIDIKAN

Dalam menghadapi tantangan tersebut kita harus menyediakan banyak tenaga pengajar  yang profesional yang tidak hanya memiliki pengetahuan namun juga memiliki keterampilan agar mampu bersaing dalam era globalisasi saat ini. Kemudian menyediakan banyak sarana belajar dan memberikan pemerataan pendidikan bagi seluruh masyarakat.Dengan adanya pendidikan, seluruh masyarakat di harapkan dapat mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat menghasilkan produk yang bermutu dan memiliki daya saing yang tinggi.Kemudian mengatur kembali sistem manajemen dari lembaga pendidikan yang bekerjasama dengan pemerintah.
Apabila pendidikan dasar sebagai basis pembangunan nasional diserahkan kepada tanggung jawab daerah maka program/program pelatihan yang dibutuhkan oleh daerah haruslah diserahkan juga pada daerah. Daerah yang persis mengetahui potensi/potensi pembangunan,kesempatan kerja serta kemampuan/kemampuan yang dibutuhkan oleh daerah di dalam pembangunannya

BAB III PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang kompleks yaitu Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, dan munculnya kolonoalosme politik.
Dalam menghadapi tantangan tersebut kita harus menyediakan banyak tenaga pengajar  yang profesional yang tidak hanya memiliki pengetahuan namun juga memiliki keterampilan agar mampu bersaing dalam era globalisasi saat ini.Apabila pendidikan dasar sebagai basis pembangunan nasional diserahkan kepada tanggung jawab daerah maka program/program pelatihan yang dibutuhkan oleh daerah haruslah diserahkan juga pada daerah. Daerah yang persis mengetahui potensi/potensi pembangunan,kesempatan kerja serta kemampuan/kemampuan yang dibutuhkan oleh daerah di dalam pembangunannya. Kemudian menyediakan banyak sarana belajar dan memberikan pemerataan pendidikan bagi seluruh masyarakat.Dengan adanya pendidikan, seluruh masyarakat di harapkan dapat mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat menghasilkan produk yang bermutu dan memiliki daya saing yang tinggi.Kemudian mengatur kembali sistem manajemen dari lembaga pendidikan yang bekerjasama dengan pemerintah.

B.    SARAN

Sebagai calon seorang guru, kita mahasiswa dan mahasiswi S1-PGSD dituntut mampu menguasai jalannya proses blajar mengajar di dalam kelas. Dengan kata lain kita dituntut tidak hanya menjadi seorang pengajar dan pendidik namun juga mampu menjadi manajer sekurang-kurangnya dalam memanajerial kelas. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa nantinya kita yang akan menjadi pengganti dari kepala-kepala sekolah yang ada saat ini, oleh sebab itu pemahaman tentang manjemen berbasis sekolah dan kepemimpinan perlu dipahami dan dihayati oleh seorang mahasiswa dan mahasiswi S1 PGSD.


DAFTAR PUSTAKA





0 komentar:

Posting Komentar

 

DIARY AMATIRAN Template by Ipietoon Cute Blog Design