Kamis, 17 Agustus 2017

Ujian dan Nikmat




Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh
Setiap apa yang diberikan oleh Allah adalah nikmat. Banyak hal kecil yang mungkin tidak pernah kita sadari ataupun pura pura tidak kita lihat. Misal nafas yang kita hirup gratis. Bukan hasil beli di rumah sakit. Bisa dibayangkan berapa biaya yang akan kita keluarkan. Lantas nikmat mana lagi yang patut kita dustakan? Mata kita masih bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Saat tidur ia terpejam. Saat terbangun pun ia terbuka. Saat terkena debu ia memejam lagi. Bayangkan saja bila mata habis fungsinya kemudian terpejam terus atau terbuka. Bagaimana?. Banyak sekali hal-hal yang patut kita syukuri. Saking terbiasanya sampai kita tidak terasa kan? Bagaiamana lagi kita tidak bersyukur?
Mungkin saja hari ini ada yang sedang dihadapkan dengan masalah.
Mungkin saja hari ini ada yang kehilangan seseorang yang amat kita cintai.
Mungkin saja hari ini ada yang sedang kehilangan pekerjaanya.
Atau
Barangkali hari ini yang yang sedang jatuh dan terpuruk.
Dengan segala kerumitan-kerumitan yang terjadi itu adalah bahwa Allah mencintaimu. Itu merupakan kode dari Allah bahwa Dia rindu kepadamu. Rindu kau bercinta denganNya. Rindu saat kau mengambil beberapa waktu tidurmu untuk Allah. Percayalah bahwa ketika kamu menomorsatukan Allah, maka Allah akan memberikanmu cahaya. Cahaya di dunia dan di akherat kelak. Aamiin
Adapun ketika segala hal yang buruk terjadi, acapkali karena diri kita sendiri. Mungkin saja kita telah lalai terhadap kewajiban kewajiban yang Allah tetapkan. Barangkali karena lisan kita masih banyak orang-orang yang tergoreskan hatinya. Ataukah dengan laku kita masih menyakiti hati orang lain. Atau barangkali kita masih sering melakukan dosa dan maksiat hingga belum diijabahnya doa doa kita. Baiknya tetap muhasabah (instrospeksi) diri. Jangan lantas menyalahkan Allah atau berkata bahwa tak lagi sayang.
Nikmat dan ujian adalah dua hal yang hampir sama. Bagaimana tidak? Ujian terbentuk dari masalah masalah supaya kita lebih dekat kepada Allah. Sedang nikmat adalah cara Allah apakah kita tetap bersyukur atau bahkan mengkufuri nikmat tersebut.
Bagaimana nikmat juga di sebut ujian? Pernahkan engkau mendengar berita bahwa kecelakaan banyak terjadi di jalan tol? Bukan dijalan yang berkerikil? Bukankan dengan jalan yang berkerikil orang lebih bisa berhati hati dan banyak orang lalai dengan jalan rata nan halus. Nah begitupun dengan nikmat nikmat yang Allah berikan. Terdang diri lalai dengan apa yang sepatutnya kita syukuri.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Maka sebagai penutup, musibah dan kebahagiaan adalah ujian serta nikmat. Dapat dikatakan ujian supa diri lebih mendekatkan diri kepada Allah dan dipandang sebagai nikmat ketika kita dapat mensyukuri segala yang telah Allah berikan.
Bersyukurlah, maka kamu akan mendapatkan kebahagiaan. Karena syukur adalah caramu bahagia. Bukan bahagia agar kamu bersyukur.
Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh

Rabu, 16 Agustus 2017

Nikmat Hidayah




Allah Ta’ala berfirman,

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 23)
Hidayah adalah nikmat terindah yang allah berikan kepada manusia. Betapa tidak? Kita yang awalnya berada dalam jalam kesesatan dan kegelapan allah tunjukkan jalan yang terang. Jalan yang lurus. Bukankah itu suatu nikmat?
Salah banyak dari kita pernah memiliki masalalu yang mungkin itu adalah perjalanan hidup yang berat. Perjalanan yang kelam. Sampai sampai kitapun tak pantas diberikan ampunan oleh Allah. Tapi Allah Yang Maha Baik, Maha membolak balikkan hati. Siapa yang tahu? Terasa pernah berada di dalam kubangan dosa. Setiap saat melakukan dosa dan maksiat namun tak sedikitpun hati tergerak untuk takut kepada Allah. Hingga suatu saat Allah menegur dengan cara yang tidak mampu kita sangka sangka. Sampai sampai tak bisa berkata apa-apa. Percayalah itu merupakan terugar keras dari Allah. Atau bahkan itu adalah adzab atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. Apakah kita masih enggan untuk bertaubat sedang Allah sudah tunjukkan JalanNya.
Hidayah itu milik Allah. Bukan milik kita sebagai hamba. Hamba tetaplah hamba. Hamba tak bisa menjadi Tuhan ataupun berlagak seolah olah menjadi Tuhan. Kita tidak mampu memberikan hidayah kepada manusia. Imam Syafi'i pernah mengatakan “ Jika hidayah itu dapat kubeli,akan kubeli berkeranjang-keranjang. Dan akan berikan kepada orang-orang yang aku cinta.” Begitulah nikmatnya hidayah. Tapi kita tak memiliki kuasa untuk memilikinya. Seseorang yang sudah merasakan nikmatnya hidayah pasti enggan untuk beranjak. Karena pada saat itu terasa bahwa Allah mencintai dia sedalam-dalamnya. Dan dia juga mencintai Allah sedalam-dalamnya. Lebih dan lebih dari manusia yang lain. Dan lebih dari apapun. Apapun itu.
Hidayah itu datangnya kapan saja. Mungkin pada saat kamu sedang mencari apa yang kamu cari dalam kehidupan ini. Atau pada saat kamu tersakiti oleh harapan harapan yang membuatmu jatuh lantas engkau tak tahu harus kepada siapa kamu mengadu. Maka pada saat itu kamu dating kepada Allah dengan segala keluh kesah. Sebenarnya saat saat inilah yang Allah rindukan. Saat-saat kamu menyisihkan waktu tidur lelapmu untuk bencinta denganNya. Maka nikmat manalagi yang kamu dustakan?
Ketika seseorang belum Allah berikan hidayah, bukan lantas kita untuk mencemooh, menghujatnya bahkan mengatakan bahwa diri kitalah yang lebih baik daripadanya. Mungkin saja saat ini orang yang membangkang segala perintah Allah akan menjadi seseorang yang paling dekat dan paling disayangi oleh allah. Wallahu a’lam. Pernah kita mendengar cerita tentang seseorang ingin membunuh rasullah kemudia dia menjadi pembelanya dan dikuburkan disisi Rasulullah. Ialah Umar bin Khattab. Atakah seseorang yang menentang Allah kemudian menjadi pedangnya Allah? Dialah Khalid bin Walid. Demikian adalah salah dua dari sahabat Rasul yang Allah berkan hidayah. Kita yang telah mendapatkannya jangan lantas menjadi seseorang yang angkuh. Seseorang yang merasa bahwa diri sudah baik. Jika kita merasa demikian. Jika kita telah merasa bahwa diri kita adalah orang yang baik, lantas apalagi yang akan diperbaiki oleh diri kita. Sulit sekali diberikan masukan. Sulit sekali diberikan saran. Naudzubillahi min dzalik😭. Jangan sampai ya saudariku.
Untuk seseorang yang belum berhijrah, rangkullah dia. Ajak kedalam kebaikan dan terus doakan. Maka Allah akan membukakan hatinya. Insyaallah. Jangan pernah jadi muslimah yang sok shalihah. Yang merasa baik kemudian berkumpul hanya dengan selevelnya saja. Ingat, amalan bisa jadi gugur karena kesombongan dan dosa juga dapat gugur karena pertaubatan. Allah menilai pada akhinya. Bukan di awalnya.





 

DIARY AMATIRAN Template by Ipietoon Cute Blog Design