Kamis, 21 Juni 2018

Tentang Ghibah (dari pojok hati) Part I



Assalamualaykum gais. Salam untukMu duhai Rabbi dan manusia akhlak terbaik Rasulullah Sallahu alaihi wassalam.
Kali ini kita bicara lagi tentang manusia. Yap, makhluk sempurna yang Allah jadikan khalifah di muka bumi ini yaa. Tapi kadang suka bingung sama manusia. Kok bisa sih? Apalagi tentang penilaian. Yakan???
Pasti itu mah. Udah berusaha baik dikatain sok baik. Udah berusaha alim dibilang sok alim. Udah berusaha taat dibilang agamis bahkan terroris. Hihi. Emang suka lucu hidup di zaman sekarang ini. Yang berusaha buat memeperbaiki diri dengan cara hijrah dianggap aneh. Selalu di bilang “ heh, lu tuh bisa gak Islam yang biasa biasa aja?”. Sekarang pertanyaanya gini ‘ Apakah ada islam yang biasa biasa aja?” jelasin deh.
Emang sih dari kita ngga ada yang bisa untuk tidak berdosa. Tetapi paling tidak meminimalisir dosa dengan mengurangi dosa dosa yang akan dilakukan. Ngomong mah gampang. Bener sih./ tapi seenggak enggaknya kita tahu. Dengan kita ngomong harusnya mulai bisa bertanggungjawab dengan apa yang kita omongin. Yakan??? Iya aja deh.
Manusia itu kadang suka lucu gitu. Mengurusi apa apa yang tidak seharusnya di urusi. Jika setiap orang punya pekerjaan , maka takkan ada pekerjaan mengomentari hidup orang lain. Jika setiap sadar bahwa dia memakan bangkai saudaranya sendiri maka dia akan terus sibuk untuk mencari salahnya sendiri. Jika setiap manusia tahu bahwa di kuburan banyak orang orang yang ingin dihidupkan kembali hanya untuk bersujud kepada Tuhannya maka takkan ada orang yang sibuk dengan berbagai urusan dunia yang melenakan. Jika setiap orang tahu bahwa akan ada pertanggungjawaban dan tahu bagaiamana suasana di neraka, maka bisa dipastikan setiap orang takkan pernah bisa tertawa atas dosa dan berbangga dengan pahalanya.
Sekarang masalahnya adalah kapan kita akan mulai sadar? Apakah setelah nyawa ada di tenggorokan? Atau setelah sudah mulai sekarat? Atau saat Allah menimpakan musibah?
Tips-tips ringan yang bisa kita lakukan untuk menghindari hal hal yang menyebabkan terjadi pembicaraan yang tidak bermanfaat menuju ghibah yakni mulai sibukkan diri. Apapun itu lakukan gais. Mau nulis artikel, baca buku, atau yang lain. Syukur-syukur bagi yang muslim bisa nambahin ibadah sunnah, puasa sunnah, baca Al Quran, datengin majelis ilmu, dan sibukin diri sama kegiatan social. Pas lagi capek ya tidur aja gais (alih alih ngomongnya orang suka ngebo J). Selain itu maa banyakin baca buku tentang ghibah dan dosa dosa aja gais. Biar nggak sibuk nggibanya. Jauhi kerumunan untuk hal hal ga penting yang nantinya akan  membicarakan orang lain. Sulit nih gais. Apalagi mak mak belanja macam kita kita nih. Perg ke pasar, ada perempuan pake cadar. Eh apa yang di katain “ eh tau ga, dia itu padahal gini loh.’”eh tau gak, dia itu radikan, teroris, dan sebagainya.” Kalo ada kalimat macam ni cepet cepet pulang sambil tutup kuping gais.
Sekian dulu ya curcolan mimin, besok sambung lagi. Kita bahas menurut segi agama. Mimin dah ngantuk. Daaaa. Jangan lupa wudlu gais, bobok nyenyak yaa. Jangan lupa bangun pagi
Wasalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh


Kamis, 07 Juni 2018

KENAPA HARUS MENUNGGU?




Kadang kita ngerasa kalo Allah itu ngga adil yaa. Pas udah ngelakuin sesuatu. Ngelakuin kebaikan kok Allah ngga bales ya? Atau pernah juga udah usaha semaksimal mungkin tapi hal itu menjadi milik orang lain? Kalo aku sih pernah. Iya, ada beberapa hal yang aku inginkan pada saat itu. Mengenai kegiatanku saat ini sih. Aku cuma mikir “ Ya Allah gini amat ya.” Berasa kalo Allah itu ngga adil gitu :’). Kenapa harus orang lain yang bisa ngemilikin hal itu. Entah kenapa inget satu hadist
 حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pas waktu itu mikir “huznudzon bae lah sama Allah. Mungkin karena hal ini bakal Allah mudahkan jalan ke depan. Mungkin kerena ini Allah sudah tahu sebatas nama kemampuanku. Mungkin kerena hal in Allah gantikan dengan kebaikan kebaikan yang lain.” Menunggu menunggu dan menunggu. Tepat sekali pada saat itu aku menentukan satu keputusan. Awalnya mungkin agak ragu sih. Cerita cerita sama mbak Etha pada saat itu (dia maa ngga capek denger curhatan gapenting aku :v). kemudian dia saranin ini itu ke aku dan aku baru ngeh dan Alhamdulillah dikenalin juga sama mba Anggun (terharu, karena ini orang huble banget. Sumpah bener baik banget). Terharu sama apa yang Allah kasih. Cuma bisa bersyukur karena Allah tahu dan beri yang terbaik dan istigfar karena sempet suudzon sama Allah.

Lewat pada hari berikutnya. Semuanya berjalan lancar. Apa yang aku pengen meski awalnya ragu dan cuma bismillah aja. LANCAR. Masyaallah bener deh Allah itu Maha Baik.
Lanjut pada hal hal lain. Allah ganti semuanya. Dengan hal hal baru. Dengan pengalaman yang baru juga. (Mungkin disini tidak di ceritakan secara gambling karena tidak ingin menyakiti siapapun. Biarlah ini hanya menjadi kenangan. Diambil saja hikmahnya)

Kesimpulannya:
Allah pasti ngasih apa yang kita butuh. Yang terbaik buat kita. Bukan melulu soal apa yang kita pengen. Dan sebaik baik pilihan adalah pilihan Allah. Terbaik. Terbaik.Tapi tidak langsung. Tapi tunggu. Tunggu sampai waktu yang tepat. Belajar sabar dan huznudzon sama Allah. Jangan pernah mengutuk masa depan diri sendiri. Masa depanmu tergantung apa yang tertanam dalam mainsetmu saat ini. Hadir dalam mimpimu. Bangun dan wujudkan. Sebisa mungkin hilangkan setiap energy negative pada diri. Semangat J




Selasa, 01 Mei 2018

Bukan bayang

Aku pernah membayangkan tentang bagaimana caranya menghadapi laki laki yang super cuek. Eh, bukan cuek juga maksudnya. Tapi lebih ri hilang laki laki yang jarang bahkan gapernah akrab akrab sama cewe. Idaman!
Kali ini aku beruntung bisa mengenalnya. Mengenal laki laki yang menurut orang lain aneh, nggak tahu diri, ran laki laki paling bikin ngga bisa ngomong karena ngga ada topik.
Aku menemukan satu diantara banyak laki laki yang tanpa pamrih memberikan apa yang aku mau.
Seorang laki laki. Bukan cowo ya. Laki laki.
Iyaa, laki laki yang ngomong nya ngirit banget. Yang benar benar laki karena dia adalah pendengar yang baik. Bukan pemotong pembicaraan. Aku suka. Dia tidak pernah sekalipun berbicara ketika aku berbicara. Seberapa banyak. Apapun itu. Jika ada yang salah baru dia ucapkan ketika waktunya berbicara. Aku suka.
Seorang laki laki yang ku kenal saat ini. Yang baru bisa ku pahami meski belum sepenuhnya. Yang tidak pernah memberikan barang mahal nan mahal dalam bentuk materi. Lebih kepada ketenangan dan kedamaian. Memberikan sesuatu yang mahal yang tidak bisa di bayar dengan uang atau apapun. Apa itu? Kebahagiaan.
Dia rela apapun. Orang berkata apapun tentang dia. Tapi dia? Acuh. Aku suka
Seorang laki laki yang baik, menghargai aku sebagai perempuan dan menjaga bukan merusak. Yang dia lebih takut kepada Tuhannya daripada tunduk terhadap hawa nafsunya.
Aku suka.

Aku tahu, dia bukan laki laki yang baik ( begitu katanya). Tetapi dia selalu mengusahakan untuk melakukan yang terbaik meski menurut versi dia sendiri. Dia yang cinta kepada ibunya, kepada kakak dan adik perempuannya. Aku suka

Aku tahu dia bukan laki.laki yang shalih. Tapi aku percaya dia belajat itu untuk Tuhannya. Sebagai jalam keridhaan terhadap jalanku.

Mas, jika suatu saat kamu melihat tulisanku. Jangan ketawa karena kamu melihat tata bahasa yang aneh nan tidak rapi.
Tapi nanti kan ku tulis lagi tentang kamu. Aku ngantuk.

Smg, 1st May 18
22:36

Senin, 30 April 2018

Sederhana saja

Pada akhirnya pilihan itu sederhana.
Bukan lagi masalah rupa atau lainnya.
Melainkan tentang rasa dan masa depan.
Bukankah demikian?Iya.
Karena apa?Menikah bukan hanya menyatukan dua hati
Tetapi menyatukan dua pemikiran yang berbeda, prinsip yang berbeda, ego yang berbeda pula.
Bersyukurlah ketika nanti kau dapatkan yang tidak sempurna tapi menyempurnakan.
Karena apa? Tidak akan pernah ada yang sempurna. Hanya Allah ta'ala saja.
Tidak akan ada yang saling merasa hebat ketika sama sama tahu bahwa dirinya memiliki kekurangan.
Dan tidak ada yang saling menjatuhkan ketika sama sama menggenggam. Dengan tujuan yang sama. Meski pemikira yang berbeda, ego yang mungkin saja berkebalikan.
Karena Allah menyatukan takkan ada yang salah jika saling menerima.😊
-aksarapertiwi-

Kelak jika aku berjodoh dengan manusia

Kelak jika aku berjodoh dengan manusia,
Ku harap aku adalah manusia paling beruntung di dunia ini.
Ku harap denganmu saja bisa ku dapatkan cinta yang utuh selain dari bapakku.

Kelak,
Setiap pagi kau selalu sabar memmbangunkan aku. Meski ku tidur lagi tiap kali kau bangunkan. Meski ku selalu berkata "sebentar mas, adik masih ingin tidur." Sementara kamu selalu berkata "sayang, ku ingin surga bersamamu. Maukah kau menemani aku menuju surga?"
Jika dengan kata itu tak mampu bangunkan aku karena saking capainya. Kau percikkan air dan kita tahajud bersama.

Kuingin surga bersamamu mas :)
Mas
Mas
Mas(a depan)
Yang belum terlihat 😂

Sabtu, 04 November 2017

Makalah Langkah-langkah Renop RPS



LANGKAH – LANGKAH PENYUSUNAN RENOP DALAM RPS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen pengampu : Drs. Kiswoyo, M.M





Disusun oleh:
1.     Mirtha Maulina                (15120006)
2.     Mila Pertiwi                     (15120026)
3.     Wahyu Adi Suseno           (15120043)
4.     Melati Citra LP               (15120047)


KELOMPOK 6
KELAS A PGSD

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2017




KATA PENGANTAR


Pertama-tama kami panjatkan puja dan Puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan mekalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs. Kiswoyo, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen Pendidikan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalahini.
            Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Langkah- Langkah Penyusunan Renop dalam RPS. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

                                                       


   Semarang, 3 November  2017

                                                                            Penyusun



 

DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Perencanaan pada intinya merupakan upaya pendefinisian kemana sebuah organisasi akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu. Dengan kata lain, perencanaan berarti pendefinisian tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan pembuatan keputuan mengenai tugas-tugas dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan itu. Sedangkan rencana (plan) adalah hasil dari proses perencenaan yang berupa sebuah cetak biru (blueprint) mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan, jadwal, dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan.
Dalam organisasi sekolah, tujuan strategis merupakan tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah. Tujuan operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada bagian-bagian yang secara struktur yang lebih rendah dari bagian-bagian utama sekolah tersebut. Oleh karena itu pembahasan mengenai renop ini sangat dibutuhkan dalam manajemen sekolah yang baik.

B.    Rumusan masalah


Agar pembahasan masalah menjadi lebih fokus, maka di dalam makalah ini kami penyusun membahas mengenai “Langkah-Langkah RENOP(Rencana Operasional) dalam RPS”.

C.    Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui langkah- langkah penyusunan RENOP (Rencana Operasional) dalam RPS.



BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Daft menyatakan: “When planning is done well, the other management functions can be done well.” Perencanaan sangatlah penting agar berbagai fungsi manajemen yang lain dapat dilakukan dengan baik.Rencana pengembangan sekolah yang meliputi Restra dan Renop adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.Perencanaan pengembangan sekolah tertuang dalam Renstra dan Renop. Renstra merupakan rencana jangka panjang selama lima tahun. Renop merupakan bagian dari Renstra.Renop (Rencana Oprasional) merupakan rencana jangka pendek yang disusun selama satu tahun yang disusun berdasarkan Restra.Restra dan Renop disusun dengan memperhatikan kebutuhan sekolah, masyarakat serta sesuai dengan RPPP (Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi), RPPN (Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional.

B. Penyusunan Renop
Secara lebih rinci penyusunan Renop tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
Langkah ini pada prinsipnya adalah sama dengan analisis lingkungan strategis di atas. Perbedaannya adalah untuk analisis ini lebih menitikberatkan kepada lingkungan sekolah saja yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah.Yaitu menganalisis terhadap kebutuhan tnasyarakat/daerah setempat, potensi daerah, potensi sekolah, potensi masyarakat sekitar, potensi geografis sekitar sekolah, potensi ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi lainnya.Termasuk di dalamnya juga tentang regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpolitikan daerah setempat. Hasil kajian ini (baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas) dapat dipergunakan untuk membantu melakukan analisis pendidikan yang ada di sekolah saat sekarang ini


2.     Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
Adalah suatu analisis atau kajian yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui semua unsur internal sekolah yang akan dan telah mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis ini lebih menitikberatkan kepada analisis situasi pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain mengenai kondisi saat ini tentang: PBM, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga perpustakaan, fasilitas atau sarpras, media pengajaran, buku, peserta didik, kurikulum, manajemen sekolah, pembiayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, sistem penilaian/evaluasi, peran komite sekolah, dan sebaginya. Hasil kajian ini dapat dirumuskan dalam "school profile" sekolahnya yang dapat dipergunakan untuk menentukan "status" atau potret sekolah saat ini. Hasil ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan di masa satu tahun mendatang, sehingga dapat diketahui sejauhmana kesenjangan yangterjadi.
3.     Melakukan analisis pendidikan sekolah satu (1) tahun kedepan (yang diharapkan)
Pada dasarnya analisis ini sama dengan yang dilakukan untuk analisis sebelumnya di renstra, bedanya disini untuk jangka waktu satu tahun. Sekolah melakukan suatu kajian atau penelaahan tentang cita-cita potret sekolah yang ideal di masa datang (khususnya dalam satu tahun mendatang). Dalam analisis ini melibatkan semua stakeholder sekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang visioner, sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang benar-benar ideal tetapi terukur, feasible, dan rasional. Diharapkan apa yang menjadi idealisme dalam satu tahun mendatang merupakan "school profile yang ideal", yaitu mampu mencapai SNP, yaitu tercapainya standar kurikulum sekolah, standar PBM, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar kelulusan, standar fasilitas, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Hasil analisis ini selanjutnya akan dipergunakan untuk membandingkan dengan kondisi sekolah saat ini (poin 2).
4.     Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu (1) tahun kedepan.
Dalam menentukan kesenjangan ini pada dasarnya sama ketika menyusun renstra. Berdasarkan pada hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi sekolah yang idieal satu tahun mendatang (langkah 2 dan 3), maka selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antara keduanya. Kesenjangan itulah merupakan sasaran yang harus dicapai atau diatasi dalam waktu satu tahun, sehingga apa yang diharapkan sekolah secara ideal dapat dicapai. Dengan kata lain, kesenjangan tersebut merupakan selisih antara kondisi nyata sekarang dengan kondisi idealnya satu tahun ke depan. Khususnya kesenjangan tentang aspek-aspek dalam SNP, yaitu standar kurikulum sekolah, standar PBM, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar kelulusan, standar fasilitas, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
5.     Merumuskan tujuan sekolah selaman satu (1) tahun ke depan (disebut juga dengan sasaran atau tujuan situasional satu tahun).
Sekolah menentukan atau merumuskan sasaran atau tujuan jangka pendek satu tahunan.Rumusan tujuan satu tahunan ini merupakan penjabaran lebih rinci, operasional, dan tahunan dalam renstra.Oleh karena itu, berbeda ataumenyimpang dari tujuan perumusannya harus mengandung aspek ABCD (audience, behaviour, condition, dan degree).Secara substansi tujuan tersebut lebih mentitikberakan kepada tujuan pencapaian SNP, yaitu pada pencapaian standar isi, proses, sarana, kelulusan atau prestasi sekolah (akadernik dan non akademik), pengelo.laan, pembiayaan, pendidik, dan penilaian.Masing-masing aspek yang dikembangkan dalam tiap tujuan dirumuskan harus operasional.
Tujuan satu tahun merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang telah dirumuskan berdasarkan pada kesenjangan/selisih/gap yang terjadi antara kondisi sekolah saat ini dengan tujuan sekolah untuk satu tahun ke depan. Berdasarkan pada tantangan nyata tersebut, selanjutnya dirumuskan sasaran mutu yang akan dicapai oleh sekolah. Sasaran harus menggambarkan mutu dan kuantitas yang ingin dicapai dan terukur agar mudah melakukan evaluasi keberhasilannya.Meskipun sasaran dirumuskan berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah, namun perumusan sasaran tersebut harus tetap mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah.Untuk itu setiap sekolah harus memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah sebelum merumuskan sasarannya.
6.     Mengidentifikasi Fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya
Setelah sasaran atau tujuan tahunan ditentukan, selanjutnya dilakukan identifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Langkah ini harus dilakukan sebagai persiapan dalam melakukan analisis SWOT. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya untuk meningkatkan pencapaian ketuntasan kompetensi lulusan adalah fungsi proses belajar mengajar (PBM) dan pendukung PBM, seperti: ketenagaan, kesiswaan, kurikulum, perencanaan instruksional, sarana dan prasarana, serta hubungan sekolah dan masyarakat. Selain itu terdapat pula fungsi-fungsi yang tidak terkait langsung dengan proses belajar mengajar, diantaranya pengelolaan keuangan dan pengembangan iklim akademik sekolah. Apabila sekolah keliru dalam menetapkan fungsi-fungsi tersebut atau fungsi tidak sesuai dengan sasarannya, maka dapat dipastikan hasil analisis akan menyimpang dan tidak berguna untuk memecahkan persoalan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Agar lebih mudah, dalam identifikasi fungsi dibedakan fungsi-fungsi pokok yang berbentuk proses, misalnya KBM, latihan, pertandingan, dan sebagainya serta fungsi-fungsi yang berbentuk pendukung, yang berbentuk input misalnya ketenagaan, sarana¬prasarana, anggaran, dan sebagainya. Pada setiap fungsi ditentukan pula faktor-faktornya, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal agar setiap fungsi memiliki batasan yang jelas dan mernudahkan saat melakukan analisis.
Setelah fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran telah diidentifikasi, maka langkah berikutnya adalah menentukan tingkat kesiapan masing-masing fungsi beserta faktor-faktornya melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat).
7.     Melakukan Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku ketentuan berikut: Untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi faktor eksternal.
Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan kecermatan, kehati¬hatian, pengetehuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat.
Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan dapat tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi siap.Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan mengoptimalkan fungsi yang dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama. Oleh karena itu dalam analisis SWOT harus dilakukan pada tiap sasaran.
8.     Merumuskan dan Mengidentifikasi Alternatif Langkah-langkah Pemecahan Persoalan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk sasaran pertama, maka dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan.Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru kurang mampu memberdayakan siswa dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif.Sedangkan yang menjadi ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang pulang. Disamping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena berdekatan dengan pusat keramaian kota.
Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah mencari alternatif alternatif langkah-langkah memecahkan persoalan. Dengan kata lain, alternative pemecahan rnasalah pada dasarnya merupakan cara mengatasi fungsi yang belum memenuhi kesiapan.
9.     Menyusun Rencana Program
Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa untuk memecahkan persoalan yang sama, masing-masing sekolah dapat menentukan alternatif pemecahan persoalan yang berbeda-beda sesuai potensi yang dimiliki sekolah dan memilih alternatif yang paling menguntungkan serta efisien bagi sekolah. Berdasarkan pada beberapa alternatif pemecahan persoalan yang dihasilkan dari analisis SWOT tersebut, sekolah `X' selanjutnya menyusun program sesuai dengan kemampuan sekolah.Sekolah yang sukses adalah sekolah yang mampu melaksanakan alternative pemecahan masalah dengan inovatif maksimal dan biaya minimal.
Dari alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan yang ada, Kepala sekolah sekolah bersama-sama dengan unsur Komite Sekolah, menyusun dan merealisasikan rencana dan program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal itu juga diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan memperoleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara moral maupun finansial.
10.  Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan (milestone)
Berdasarkan pada tujuan atau sasaran satu tahunan dan program di atas, maka selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa-apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu kapan akan dicapai dalam waktu satu tahun. Misalnya dari program pencapaian SNP tentang standar sarana dan prasarana pendidikan, bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan apa saja dalam jangka satu tahun bisa terwujud. Misalnya dalarn empat tahun akan mencapai standar sarana pendidikan 100%, maka pada tahun pertama ini akan dicapai 25%. Demikian pula untuk hasil-hasil yang akan dicapai dari program-program lainnya.
11.  Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana).
Selanjutnya sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan satu tahun. Dalam membuat rencana anggaran ini dari setiap besarnya alokasi dana harus dimasukkan asal semua sumber dana, misalnya dana dari rutin atau daerah, dari pusat, dari komite sekolah, atau dari seumber dana lainnya. Untuk- memastikan bahwa dana yang diperlukan benar-benar keluar (terpenuhi), maka setiap sekolah perlu memahami dan mengetahui tentang RPPK, RPPP, dan RPPN, sehingga perkiraan sumber dana dapat diprediksi dengan tepat. Penyusunan rencana anggaran ini dituangkan ke dalam Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dari masing-masing penyandang dana. Sangat dimungkinkan suatu program dibiayai dengan subsidi silang dari berbagai pos atau sumber dana. Program-program yang memerlukan bantuan dari pusat harus dialokasikan sumber dana dari pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau bahkan daerah. Misalnya untuk pembangunan ruang kelas baru, laboratorium baru, gedung perpustakaan, dan sebagainya. Sedangkan yang berupa program rehab besar dana lebih diprioritaskan dari propinsi. Sedangkan iintuk program yang lebih operasional bisa dari dana blockgrant atau lainnya yang bersifat lebih luwes. Pada era otonomi daerah ini, maka sekolah dan daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan unit cost pendidikan anak/siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, maka setiap program atau kegiatan harus nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam menentukan besarnya dana yang diperlukan.
12.  Menyusun rencana pelaksanaan program
Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program ini lebih mengarah kepada kiat, cara, teknik, dan atau strategi yang jitu, efisien, efektif, dan feasibel untuk dilaksanakan. Cara di sini harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada program tersebut. Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya dengan pelatihan atau workshop, seminar, lokakarya, temu alumni, kunjungan, in house training, matrikulasi, remedial, pengayaan, pendampingan, bimbingan teknis rutin, dan sebagainya. Dalam perencanaan pelaksanaan harus mempertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas, dan sebagainya.
13.  Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
Perumusan di sini pada dasarnya sama dan mengacu kepada renstra khususnya tentang rencana supervisi klinis, monitoring, dan evaluasi di sekolah. Sekolah merumuskan tentang rencana supervisi, monitoring internal, dan evaluasi internal sekolahnya oleh kepala sekolah dan tim yang dibentuk sekolah. Harus dirumuskan rencana supervisi yang akan dilakukan sekolah ke semua unsur sekolah, dirumuskan monitoring tiap kegiatan sekolah oleh tim, dan harus dirumuskan evaluasi kinerja sekolah oleh tim. Oleh siapa dan kapan dilaksanakan harus dirumuskan secara jelas selama kurun waktu satu tahun. Dengan demikian, sekolah dapat memperbaiki kelemahan proses dan dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan dalam kurun waktu satu tahun tersebut. Pada akhirnya sekolah akan mengetahui program apa yang dapat dicapai dan kapan suatu target SNP akan dicapai dengan pasti. Pemantauan pihak luar dilakukan kepada sekolah bukan ditentukan oleh sekolah.Yang paling utama justru sekolah juga harus melakukan pemantauan dan supervisi sendiri untuk mengetahui posisi sekolahnya.
14.  Membuat jadwal pelaksanaan program
Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, selanjutnya sekolah merencanakan alokasi waktu per mingguan atau bulanan atau triwulanan dan seterusnya sesuai dengan karakteristik program yang bersangkutan.Fungsi utama dengan adanya penjadwalan ini adalah untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus mengontrol pelaksanaan tersebut.
15.  Menentukan penanggungjawab program/kegiatan
Sekolah harus menentukan siapa penanggung jawab suatu kegiatan/program, kelompok program dan atau keseluruhan program. Dengan SK Kepala Sekolah, maka bagi tiap orang atau kelompok orang dapat menjadi penanggung jawab atau anggota pelaksana program kegiatan. Pertimbangan utamanya adalah profesionalitas, kesesuaian, kewenangan, kemampuan, kesediaan, dan kesempatan yang ada..Keterlibatan pihak luar, seperti komite sekolah, tokoh masyarakat, dan sebagainya dapat dilibatkan sesuai dengan kepentingannya.Pada prinsipnya Renop ini harus diketahui, disetujui, dan disyahkan oleh berbagai pihak terkait (Sekolah, Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Daerah).
            Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika menyusun Renop sekolah adalah:
1.     Menggunakan strategi analisis swot
2.     Analisis swot dilakukan setiap tahun
3.     Renop merupakan penjabaran dari renstra
4.     Program yang direncanakan lebih operasional
5.     Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran (tujuan) satu tahunan
6.     Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil  analisis SWOT













BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah sebagai berikut:
  1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
  2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
  3. Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
  4. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1) tahun kedepan
  5. Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
  6. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
  7. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah melalui analisis SWOT)
  8. Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah.
  9. Menyusun rencana program sekolah
  10. Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
  11. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
  12. Menyusun rencana pelaksanaan program
  13. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
  14. Membuat jadwal pelaksanaan program
  15. Menentukan penanggungjawab program/kegiatan
      Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika menyusun Renop sekolah adalah:
  1. Menggunakan strategi analisis swot
  2. Analisis swot dilakukan setiap tahun


3.     Renop merupakan penjabaran dari renstra
  1. Program yang direncanakan lebih operasional
  2. Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran (tujuan) satu tahunan
  3. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil  analisis SWOT

Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah sebagai berikut:
  1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
  2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
  3. Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
  4. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1) tahun kedepan
  5. Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
  6. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
  7. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah melalui analisis SWOT)
  8. Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan urusan sekolah.
  9. Menyusun rencana program sekolah
  10. Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
  11. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
  12. Menyusun rencana pelaksanaan program
  13. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
  14. Membuat jadwal pelaksanaan program
  15. Menentukan penanggungjawab program/kegiatan
      Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika menyusun Renop sekolah adalah:
  1. Menggunakan strategi analisis swot
  2. Analisis swot dilakukan setiap tahun
  3. Renop merupakan penjabaran dari renstra
  4. Program yang direncanakan lebih operasional
  5. Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran (tujuan) satu tahunan
  6. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil  analisis SWOT


























DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Amstrong, Michael. 2003. How to be an Even Better Manager (Menjadi Manajer yang Lebih Baik Lagi). Batam Centre, 29432 : Binarupa Aksara, PO. Box 238
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi.Jakarta : Bumi Aksara.

Depdiknas.¬¬¬¬2002. Penyusunan Program Sekolah; Materi Pelatihan Terpadu Untuk Kepala Sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Depdiknas. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPS (Rencana Pengembangan Sekolah) Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP.

Siswanto, H.B. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Leslie, W. 2003.Dasar-dasar Manajemen.Jakarta : Bumi Aksara

Malayu, S.P. Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi – Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung : PT. Remaja RosdaKarya.

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Siswanto, H.B. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Stephen, P. Robbins. 1999. Manajemen (Management, Sixth Edition). Jakarta: PT. Prenhallindo

Thoha, Miftah. 2001. Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Undang-Undang Sisdiknas, 2003 (UU RI No. 20 Th. 2003) Jakarta : Sinar Grafika.

Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah – Tinjauan Teoritik dan Permasalahan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
https://musliyatudiniyah.wordpress.com/2015/07/02/rencana-pengembangan-sekolah-rps-dan-proses-penyusunannya/  (diunduh tanggal 03 November 2017, pukul 11.58)


 

DIARY AMATIRAN Template by Ipietoon Cute Blog Design