Jumat, 14 Juli 2017
LEMBAR KERJA SISWA " Kemagnetan"
A. Judul :
Ciri-ciri magnet
B. Tujuan :
Menyelidiki gaya tarik magnet dapat menembus benda – benda tipis
C. Literasi
Pagi itu Ayah pergi
ke Bandung untuk menghadiri acara dirumah temannya.Setelah acara selesai Ayah
teringat jika Dani anaknya meminta oleh-oleh, maka beliau berjalan-jalan
sebentar ke pusat permainan anak .Disana Ayah melihat
mainan yang sesuai usia Dani yang sedang belajar menulis ,yakni papan magnet .
Sesampainya dirumah
diberikan mainan itu kepada Dani .Kemudian Dani sudah tidak sabar untuk
mencobanya .Dia mencoba mainan tersebut dengan memilih beberapa bentuk dan
menuliskan beberapa huruf .Ternyata tulisan yang telah di tulis dan huruf yang
telah dibentuk bisa di hapus dengan sekali gesekan .Diapun penasaran ,kemudian
dia mencobanya untuk beberapa kali .
Rumusanmasalah : Mengapa
tulisan tersebut bisa dihapus ?
D. AlatdanBahan
1.
Magnet
2.
Besi
3.
Kaca
4.
Plastic
E. LangkahKerja
1. Ambilah sebuah
magnet danbesi. Kemudian, dekatkan magnet tersebut kebesi.
2. Ambilah sebuah
magnet dankaca. Kemudian, dekatkan magnet tersebut kekaca.
3. Ambilahsebuah
magnet, besi, dan kaca. Kemudian, tarulahbesi di bawah kaca dan taruhlah magnet di
atas plastik.
F. Permasalahan Diskusi
1. Apa yang terjadi ketika magnet
didekatkan dengan besi? Jelaskan!
2. Apa yang terjadi ketika magnet didekatkan dengan kaca
?Jelaskan!
3. Apa yang terjadi ketika magnet
didekatkan dengan plastic ?Jelaskan!
G. Jawaban
H. Kesimpulan
Mengetahui,
Guru
Kelas VI
Mila
Pertiwi
NPM.15120026
Label:
Pendidikan
Kebaikan kan jadi penolongmu
Percaya atau tidak bahwa setiap
kebaikan yang kita lakukan karena mengharap keridlaan dariNya maka akan
menjadikan kebaikan kita sebagai penolong kita. Mungkin saja dari orang orang
yang kita beri minum ketika kehausan, yang kita hibur ketika sedih bersamanya,
yang kita obati ketika dirinya terluka.
“ fal ikhsanu aun” Sungguh setiap
kebaikanmu akan menjadi penolongmu. Begitu sekiranya. Ketika kamu ringankan
beban saudaramu, ketika susah kamu memolongkanya, maka itu akan menjadi
penjamin di masa depanmu.
Jangan pernah khawatir terhadap
apapun yang Allah telah jaminkan. Sekiranya hari ini kamu telah kehilangan
sesuatu yang paling engkau cintai. Maka percayalah bahwa Allah akan mengganti
dengan sesuatu yang lebih baik bahkan terbaik dari apapun itu.
Kebaikanmu penolongmu.
Maka jadilah telaga telaga yang
elok yang ketika orang memandangnya tidak jenuh matanya, akan tentram hatinya,
dan akn sejuk sekali perasaanya. Jadilah pohon yang rindang dan teduh yang
ketika orang orang bersandar dibawahmu maka dia akan merasakan kesejukan dan
kenyamanan pada dirinya.
Kebaikan menolongmu.
Segala sesuatu yang berhadiahkan surge
tidak akan mudah untuk di dapatkan, tidak selalu mulus jika dijalani. Tapi tidakkah kita inginkan surge yang indah itu? Bukankah
orientasi kita di dunia ini adalah untuk kehidupan akherat kelak? Pilih. Pilihlah
duhai saudariku, apakah engkau lebih memilih egois dengan memiliki segalanya di
dunia yang notabenya dunia ini kamuflase semata atau kamu pilih akherat yang
pada perjalananya terjal namun elok pada akhirmya?
Note: Tulisan ini ditulis sebagai
pengingat bagi penulisnya yang suka sekali lalai, yang suka sekali menasehati
orang lain 😕. Yang
sukanya komentar. Semoga Allah lembutkan. Aamiin
Label:
Coretan Pribadi
Rabu, 12 Juli 2017
Hilang Radarmu
Kamu tahu apa arti kehilangan.
Seperti rasa yang dicabik ulang ketika pas lagi jatuh jatuhnya.
Sakit bukan? Rasanya aku ingin mati saja. Bukan ragaku. Tapi perasaanku. Aku tahu, gila memang. Tapi itulah. Jika bukan karena dosa dosa yang masih dalam diriku, jika bukan karena aku ingin hidup lebih indah. Aku sudah malas membuka hati lagi, mengenal orang lagi bahkan mendalami karakternya. Karena apa? Kamu pikir gampang? Jatuh hati itu sakit. Semakin sakit saat semua terasa memiliki padahal dia besok bukan siapa siapa lagi.
Mudah memang berkata "maaf, aku harus pergi. Lebih baik kamu bersama dia."
Sayang, tanyakan lagi kepada hatimu. Apa ini yang kamu mau?
Jika betul ini maumu. Sekuat mungkin aku melepasmu. Tapi ingat, ketika aku melepasmu jangan berharap lagi aku bisa mencintaimu dengan sempurna lagi seperti ini. Jangan berharap perhayianku akan sedekat ini. Jangan berharap aku akan memelukmu lagi, menyibakkan rambutmu lagi, dan mengusap kepala untuk menenangkanmu lagi
Mungkin saja lebih mudah melupakan yang jauh. Itu karena memang jarak yabg telah Tuhan cipta. Namun, begitu aku terjungkir balik ketika harus melupakan kamu. Melupakan kenangan kita secara tiba tiba.
ASA, tanyakan lagi pada hatimu. Apakah ini memang keputusanmu?
Seperti rasa yang dicabik ulang ketika pas lagi jatuh jatuhnya.
Sakit bukan? Rasanya aku ingin mati saja. Bukan ragaku. Tapi perasaanku. Aku tahu, gila memang. Tapi itulah. Jika bukan karena dosa dosa yang masih dalam diriku, jika bukan karena aku ingin hidup lebih indah. Aku sudah malas membuka hati lagi, mengenal orang lagi bahkan mendalami karakternya. Karena apa? Kamu pikir gampang? Jatuh hati itu sakit. Semakin sakit saat semua terasa memiliki padahal dia besok bukan siapa siapa lagi.
Mudah memang berkata "maaf, aku harus pergi. Lebih baik kamu bersama dia."
Sayang, tanyakan lagi kepada hatimu. Apa ini yang kamu mau?
Jika betul ini maumu. Sekuat mungkin aku melepasmu. Tapi ingat, ketika aku melepasmu jangan berharap lagi aku bisa mencintaimu dengan sempurna lagi seperti ini. Jangan berharap perhayianku akan sedekat ini. Jangan berharap aku akan memelukmu lagi, menyibakkan rambutmu lagi, dan mengusap kepala untuk menenangkanmu lagi
Mungkin saja lebih mudah melupakan yang jauh. Itu karena memang jarak yabg telah Tuhan cipta. Namun, begitu aku terjungkir balik ketika harus melupakan kamu. Melupakan kenangan kita secara tiba tiba.
ASA, tanyakan lagi pada hatimu. Apakah ini memang keputusanmu?
Label:
Coretan Pribadi
jika pergi
Pergilah.
Pergilah sejauh kamu mau
Pergilah secepat yang kamu ingin
Aku enggan,
Enggan untuk beranjak dari sini
Bukan untuk menunggumu kembali
Barangkali ada hati yang menjemput
Yang bukan seperti kamu
sayang, tahukah engkau bahwa aku dan kamu seperti pohon?
kamu adalah bagian terprntingnya dan aku hanyalah penyejukmu saja
aku tanpamu hampa
kamu tanpaku tak apa apa
sayang, apakah jalan seperti ini yang kamu inginkan?
apakah jalan sedemikian ini yang kamu mau?
atau jalan jalan luka seperti ini yang akan menjadi kenangan?
patah.
patah aku karenamu.
Label:
Coretan Pribadi
Selasa, 11 Juli 2017
Jika ASA Bukan Untukku
Jika seseorang harus memilih. Maka dia akan memilih hal yang
tidak akan melukai hati dan perasaan orang lain. Bahkan dia juga memilih
biarkan hati dan perasaanya saja yang terluka. Kalian tahu kenapa? Karena
menjaga hati agar orang lain tidak tersakiti bukanlah hal yang sangat mudah.
Acapkali serasa begitu berdosa karena seakan akan bahagia diatas segala
penderitaan orang lain. Namun pilihan tetaplah pilihan. Entah terjadi atau
sebagai angan pilihan tetap memiliki resiko. Maka, baiknya libatkan Allah dalam
segala pilihan itu.
Pilihan.
Jika hanya sekedar memilih aku akan memilih hanya karena
perasaanku saja. Namun, apakah hal itu cukup membahaiakan? Lantas ketika tidak
lagi berperasaan kudian aku pergi? Bukankah hal itu sama saja jahatnya bukan?
Biarlah segala sesuatu berjalan dengan semestinya. Jika nanti takdirnya harus
pergi maka aku akan pergi. Jauh. Jauh sekali. Sejauh bagaimana caramu melupakan
tentang aku. Rasanya meski tidak mungkin. Hanya saja kamu harus membiasakan
diri tanpa aku.
Pergi.
Rasanya aku ingin pergi saja. Menjalani kehidupan normal
seperti biasa. Menjalani hari tanpa siapa siapa. Namun, rasanya aku tidak cukup
kuat dengan itu. Aku harus terbiasa. Bahkan membiasakan diri. Bila nanti aku
tak bersamamu lagi, biarkan segalanya akan berjalan dengan semestinya. Sama seperti
saat kamu dan aku dulu ketika belum saling mengenal dan manruh perasaan.
Pembiasaan.
Sudah kubilang banyak kali. Tak bisa ya tak bisa. Namun,
bukankah segala sesuatu bisa dilakukan dengan sebuah pembiasaan? Biarkan aku
nanti terbiasa tanpamu dan kamu terbiasa tanpa aku. Tidak akan sakit. Bayangkan
saja ketika duri menancap di tubuhmu. Berkali kali. Mungkin akan mati rasa kan?
Tapi ini hati, biarkan dia dewasa.
Jika kamu ingin menagis, menangislah. Itu bukan loser atau
pengecut. Tapi orang orang dewasa akan paham bahwa itu adalah proses
pendewasaan diri. Biarkan kita berlajar untuk itu. Agar kelak lebih bisa
memilih perasaan. Bersikap siap ketika keadaan diputarbalikkan seketika.
Qi, terimakasih atas segala cinta. Atas segala kasih. Baiknya
kita sama sama memperbaiki diri untuk nanti. Untuk menyiapkan diri sebaik
baiknya. Bukankah segala sesuatu akan indah pada waktunya? Jika nanti bukan aku
yang menjadikanmu bahagia. Pastikan ada seseorang yang lain yang menjadikan cintamu sempurna yaa
Label:
Coretan Pribadi
Jatuh
Pada akhirnya segala sesuatu yang
kita genggam harus kita lepaskan. Entah untuk kepergian yang sebentar atau
lama. Aku tidak akan berbicara bagaimana seandainya kita tidak pernah bertemu.
Bukan bagaiamana jika Tuhan tidak mempertemukan kita. Bukan. Bukan itu.
Terlebih lagi adalah aku bersyukur atas rasa yang Tuhan titipkan untuk diriku.
Bagaimana tidak, jika Tuhan tidak titipkan rasa ini, mungkin saja aku tidak
akan seperti ini. Tidak akan mungkin berprasangka tentang bagaimana Tuhan telah jatuh cinta kepadaku. Bukankah
demikian?
Aku tahu, aku memang bukan
perempuan yang sempurna. Perempuan yang masih cacat akhlaknya, yang masih cacat
juga tutur kata dan lakunya. Perempuan yang mendamba seorang pangeran untuk
datang ke dalam kehidupanya, sedang dia tidak pernah belajar ntuk menjadi
seorang putri yang pantas di jemput.
Aku bersyukur sekali ketika Tuhan
berkata. “Wahai Hambaku, bukankah aku telah banyak memberitahumu tentang ini ?
tentang sebuah arti pengharapan? Bukankah pengharapan terbaik itu ada ketika kamu
hanya berharap kepadaKu saja? Mengapa engkau lalai? Mengapa kaau menduakan aku?
Apakah segala bentuk cinta dan kasih sayangku belum cukup untukmu? Apakah
engkau masih memilih cinta lain yang bahkan tidak ada apa apanya dibandingkan
segala cintaku padamu? Berpikirlah. Berpikirlah duhai hambaku. Aku rindu. Aku
rindu engkau menyebutKu.”
“Duhai Rabbi, maafkan daku yang
sungguh tidak bisa memilih. Maafkan daku yang bhuta akan perasaan mahlukmu.
Maafkan daku yang masih saja menyimpan rasa untuk hambamu. Maafkan aku ketika
aku masih menyebutkan nama dari salah satu hambamu.
Duhai Rabbi, aku rapuh tanpamu.
Aku rapuh tanpa ayat-ayatmu. Aku rindu pelukmu, aku ridu Duhai Rabbku :’(.
Namun, apakah benar aku telah jatuh hati kepadanya? Apakah aku telah jatuh
hati?”
Banyak hal yang ingin aku
ceritakan. Bukan tentang apa apa. Aku tahu bahwa segala pilihan itu beresiko.
Aku tahu bahwa segala pilihan itu akan berujung pada rasa sakit.”
Ketika segala sesuatu terasa indah, apakah ini artinya bahwa Tuhan tidak mencintaiku lagi? dengan membiarkan aku menempatkan rasa kepada manusia yang semestinya belum pantas aku miliki. Tidak mungkin jika harus melakukan kesalah yang sama untuk kedua dan kesekian kalinya. baiknya memang rasa itu tidak pernah salah. Aku yang harus mampu menjaganya. Supaya rasa itu tidak lebih besar dari rasaku padaNya.
Label:
Coretan Pribadi
Langganan:
Postingan (Atom)