TUGAS INOVASI PEMBELAJARAN
“MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
SCRIPT’
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Dosen
Pengampu Supriyadi
Disusun
Oleh Kelompok 6 :
1.
Garnis Fatmala (15120014)
2.
Mila Pertiwi (15120026)
3.
Upik Dwi F (15120036)
4.
Lolita Dwi r (15120040)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Puji syukur ke
hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena atas
segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah Inovasi
Pembelajaran dengan judul “Model
Pembelajaran Cooperative Script“
Dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT,
dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para
pembaca dan para pemerhati pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan
sarannya kepada kami demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang, 23 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar adalah
suatu proses yang menyebabkan terjadinya suatu pembaharuan dalam tingkah laku,
berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada beberapa faktor yang
dibedakan menjadi dua faktor. Faktor tersebut antara lain, faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi, motivasi, kebiasaan,
kecemasan, minat, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, keadaan sosial
ekonomi, dan sebagainya (Ahmadi, 2004 : 138).
Memenuhi
tuntutan perkembangan jaman yang semakin maju, aspek pendidikan diharuskan
membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menjadi lebih aktif dan kreatif.
Keaktifan siswa hendaklah melibatkan siswa itu sendiri agar secara langsung
belajar dan menemukan sebuah jawaban. Seringnya rasa malu siswa yang muncul
untuk berkomunikasi membuat kondisi kelas tidak aktif. Hal seperti ini
menyebabkan rendahnya prestasi siswa. Guru hendaknya memancing keaktifan siswa
melalui model-model pembelajaran yang sesuai.
Slavin
(1994:175) mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan daya ingat siswa adalah pembelajaran dengan model cooperative
script. Dengan meningkatkan daya ingat siswa pada materi yang telah di
peroleh sebelumnya, dapat pula mempermudah meningkatkan kreativitas siswa
karena kreativitas siswa merupakan kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan
data dan informasi yang sudah ada. Cooperative script adalah model
pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan mengikhtisarkan bagian-bagian
dari materi yang dipelajari.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan Model Pembelajaran Cooperative Script?
2.
Apa
prinsip-prinsip dari Model Pembelajaran Cooperative Script ?
3.
Apa kelemahan-kelemahan dari Model
Pembelajaran Cooperative Script?
4.
Manfaat Model Pembelajaran Coopertive Script?
5.
Bagaimana
langkah-langkah diri Model Pembelajaran Cooperative Script?
6.
Bagaimana
cara mengaplikasikan pelakasanaan Model Pembelajaran Cooperative Script di sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script
Metode
Cooperative Script ini berasal dari kata Methodos, Cooperative dan Script, yang
memiliki arti masing-masing diantarannya: Metode berasal dari Bahasa Yunani
“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya
ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Ada juga pengertian tentang metode
yaitu cara kerja yang sistematis untuk mencapai suatu maksud tujuan. Cara yang
teratur dalam menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan landasan teori.
Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Ada juga yang
mengartikan metode yaitu: Cara yang telah di atur dan berfikir baik-baik untuk
mencapai tujuan.
Cooperative
berasal dari kata Cooperate yang artinya bekerja sama, bantuan-membantu, gotong
royong. Sedangkan kata dari Cooperation yang memiliki arti kerja sama, koperasi
persekutuan. Script ini berasal dari kata Script yang memiliki arti uang kertas
darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari
Cooperative skripsi adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Jadi
pengertian dari Cooperative adalah Strategi belajar dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Metode Cooperative Script
menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Jadi
pengertian dari Metode Cooperative Script adalah Metode belajar dimana siswa
bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian
dari materi Pendidikan Agama Islam yang dipelajari(Online, Media pembelajaran
dikaitkan-dengan metode cooperative script : 2012).
Miftahul A’la
(2011: 97), model pembelajaran cooperative script di sebut juga Skrip
kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara
lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam
ruangan kelas. Cooperative script merupakan model pembelajaran yang
dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin 1994:175). Hal tersebut sangat
membantu siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan
konsep-konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah. Pembelajaran cooperative
script merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami
banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Beberapa pendapat para ahli
mendefinisikan model pembelajaran cooperative script yaitu :
a.
Model
pembelajaran cooperative script menurut Dansereau dalam Slavin (1994)
adalah skenario pembelajaran kooperatif. Artinya setiap siswa mempunyai peran
dalam saat diskusi berlangsung.
b.
Pembelajaran
Cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam Hadi(2007:18) adalah
pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa sepertiilustrasi kehidupan
sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu,dalam keluarga, kelompok
masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.
c.
Brousseau
(2002) dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa modelpembelajaran cooperative
script adalah secara tidak langsung terdapat kontrakbelajar antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai caraberkolaborasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan
diatas,antara satu dengan yang lainnya memiliki maksud yang sama yaitu
terjadisuatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa
untukberkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan
cara-carayang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang
terjadidalam kehidupan sosial siswa.
2. Prinsip Model Pembelajaran Cooperative Script
Model
pembelajaran cooperative script ini memiliki konsep dari the acleratedlearning,
active learning, dan cooperative learning. Maka prinsip-prinsip dalam model
pembelajaran ini sama dengan prinsip-prinsip yang ada pada model pembelajaran
cooperative learning, prinsip-prinsipnya yaitu :
1.
Siswa harus
memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenag bersama.
2.
Siswa
memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping
tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3.
Siswa harus
berpandanagn bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama .
4.
Siswa harus
berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya diantara para anggota
kelompok.
5.
Siswa akan
diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap
evaluasi seluruh anggota kelompok.
6.
Siswa
berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama
selama belajar.
7.
Siswa akan
diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam
kelompok kooperatif (Online, “karakteristik dan prinsip cooperative learning” :
2009)
3. Kelebihan Dan Kelemahan Dari Model Pembelajaran Cooperative Script
Kelebihan model
pembelajaran cooperative script diantanya adalah sebagai berikut, Miftahul A’la
(2011: 98):
a. Melatih
pendengaran, ketelitian/kecermatan.
b. Setiap siswa
mendapatkan peran.
c. Melatih
mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Istarani (2011), Model pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam
pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu
permasalahan), daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam
menyampaikan hal-hal baru yang diyakininya benar.Model pembelajaran
ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi
pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan
belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal
dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar
menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima
perbedaan yang ada.
Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif
bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan
prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa
dengan siswa yang lain.Model pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan
kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan
jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat
(meningkatkan kemampuan berpikir kreatifsiswa). Model pembelajaran ini
memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan
keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.
Kelemahan model
pembelajaran cooperative script diantanya adalah sebagai berikut,Miftahul A’la (2011:
98):
a.
Hannya
digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b.
Hanya
dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hannya
sebatas pada dua orang tersebut).
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu
juga dengan Model pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak semua siswa mampu
menerapkan Model pembelajaran Cooperative Script, sehingga banyak tersita waktu
untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada
awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam
kelompoknya.Penggunaan Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci
melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak
menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok.Model pembelajaran
ini sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan
baik.Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi sulit
karena tersembunyi di dalam kelompok.
4. Manfaat Pembelajaran Cooperative Script
Dari hasil penelitian, banyak mengungkapkan manfaat
pembelajaran Cooperative Script. Danserau dalam Hadi (2007) menyatakan
bahwa pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dan siswa dapat mempelajari materi yang lebih banyak dari siswa yang belajar
sendiri. Noreen Web dalam Hadi (2007) bahwa siswa memperoleh sesuatu yang lebih
dari aktivitas kooperatif lain yang diberikan penjelasan secara rinci. Spurlin
dalam Hadi (2007) siswa juga mendapatkan kesempatan mempelajari bagian lain
dari materi yang tidak dipelajarinya.
Berdasarkan manfaat pembelajaran Cooperative Script
yang diungkapkan para ahli tersebut dapat dijelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan manfaat pembelajaran Cooperative Script antara lain:
1.
Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu siswa
mengerjakan tugas-tugas yang dirasakan sulit
2.
Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks
3.
Dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada
materi dapat membantu ingatan dan pemahaman
4.
Memberikan kesempatan siswa membenarkan kesalahpahaman
5.
Membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi
dengan kehidupan nyata.
6.
Membantu penjelasan bagian bacaan secara
keseluruhan
7.
Memberikan kesempatan untuk mengulangi untuk membantu mengingat
kembali
Berdasarkan manfaat pembelajaran Cooperative Script
yang diungkapkan para ahli tersebut dapat dijelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan manfaat pembelajaran Cooperative Script antara lain:
1.
Dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan pembelajaran,
dalam hal ini bahwa materi yang terlalu luas cakupannya dapat dibagikan siswa
untuk mempelajarinya melalui kegiatan diskusi, membuat rangkuman, menganalisis
materi baik yang berupa konsep maupun aplikasinya
2.
Dapat memperluas cakupan perolehan materi pembelajaran,
karena siswa akan mendapatkan transfer informasi pengetahuan dari pasangannya
untuk materi yang tidak dipelajarinya di kelas
3.
Dapat melatih keterampilan berpikir kritis peserta
didik, dalam menganalisis, merangkum, dan melalui kegiatan diskusi siswa akan
terlatih menggunakan kemampuan berpikir kritisnya untuk memperoleh pengetahuan
melalui pembelajaran yang dirancang pada Cooperative Script
Dengan mempertimbangkan manfaat dan karakteristik metode
pembelajaran Cooperative Script dengan karakteristik isi materi sistem
ekskresi, sangat sesuai bila dipadukan dalam suatu pembelajaran menggunakan
strategi Cooperative Script.
5. Langkah-Langkah Pelaksanaan Cooperative Script
Dari berbagai adaptasi pembelajaran Cooperative Script
telah memperlihatkan variasi tahapan-tahapan pada pembelajaran Cooperative
Script, tetapi tidak menjadi suatu perbedaan yang berarti. Berdasarkan
variasi tahapan-tahapan tersebut juga banyak memunculkan sebutan-sebutan
strategi pembelajaran Cooperative Script, diantaranya adalah MURDER
Script (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review)
(Jacobs, dkk, 1996).
1.
Mood merupakan tahap kesepakatan untuk
menentukan aturan yang digunakan dalam berkolaborasi, misalnya memberikan
isyarat jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan ide-ide pokok seperti menepuk
bahu atau dengan isyarat suara atau dengan yang lainnya
2.
Understand merupakan tahap membaca untuk
memahami isi teks dalam waktu tertentu
3.
Recall merupakan tahap membuat ringkasan ide-ide
pokok dari materi, dan selanjutnya menyampaikan kepada pasangannya
4.
Detect merupakan menemukan kesalahan dari
ringkasan dan penyampaian pasangannya
5.
Elaborate merupakan tahap menguraikan hasil
ringkasan materi dari peserta didik kepada pasangannya
6.
Review merupakan tahap kedua pasangan mencari
hubungan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata siswa, ide lain yang
pernah dipelajari, pendapat tentang materi, dan reaksi emosional atau respon
terhadap ide-ide pokok materi.
Selain itu ada yang menyebut Cooperative Script
dengan sebutan SUMMER Script (Set the mood, Understand by
reading silently,Mention the main ideas, Monitor the summary, Elaborate, and
Review) (Hythecker, dkk dalam Hadi, 2007). Selanjutnya Danserau dalam Hadi
(2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran Cooperative
Script sebagai berikut.
1.
Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.
Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca
dan membuat ringkasannya
3.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar
menyimak mengoreksi menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
5.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya
6.
Guru membantu siswa menyusun kesimpulan
6. Cara mengaplikasikan pelakasanaan Model Pembelajaran Cooperative Script \di sekolah
Langkah-langkah aplikasi dari model
pembelajaran cooperative script adalah sebagai berikut
- Guru memulai pelajaran dan menyampaikan topik pembelajaran yang akan dipelajari.
- Guru menuliskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam materi pembelajaran sesuai Standar Kopetensi (SK) dan Kompetensi Dasar.
- Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan terlebih dahulu mengenal karakteristik dari masing-masing siswa, agar dalam pembagian kelompok dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga mereka bisa saling melengkapi dan membantu satu sama lain. Hal ini juga dapat mengakibatkan interaksi sosial antar siswa menjadi semakin baik, bukan hanya kepada orang itu-itu saja.
- Masing-masing kelompok mempelajari kegiatan yang berbeda. Setiap kelompok mendiskusikan materi yang mereka dapatkan dan bersama-sama memecahkan materi yang belum mereka pahami. Guru disini bertindak sebagai fasilitator.
- Setelah siswa tersebut sudah memahami materinya masing-masing, kemudian guru mengelompokkan kembali dengan memasangkan 1 peserta didik dari kelompok yang satu dengan peserta nomor 1 dari kelompok lain jadi mereka akan berpasang- pasangan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dibuat menjadi satu kelompok. Kemudian guru membagiakan nomer kepada setiap siswa secara acak.
- Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
- Seorang peserta didik bertugas sebagai pembicara, yaitu menyampaikan dan menjelaskan tugas dan hasil tugasnya selengkap mungkin dan seorangnya lagi dari peserta didik sebagai pendengar yaitu bertugas menyimak/ mengoreksi/menunjukan ide-ide pokok pembahasan yang kurang lengkap.
- Bertukar peran, yang semula sebagi pembicara berperan sebagai pendengar dan yang semula sebagai pendengar berperan sebagai pembicara
- Guru meminta salah satu pasangan untuk memperesentasikan hasil kegiatannya/ diskusinya dengan memanggil dari salah satu nomer siswa secara acak.
- Diskusi kelas, semua siswa menanggapi hal-hal yang masih kurang jelas dan materi yang belum dimengerti dan guru disini bertindak sebagai pemenengah untuk menjelaskan hal-hal yang masih salah atau kurang tepat dan belum jelas kepada siswa.
- Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi, yaitu penjelasan kembali materi yang masih dianggap meragukan dan kurang jelas.
- Untuk lebih memahami materi lebih baik lagi dan mngetahui kemampuan masing-asing siswa dalam memahami materi, guru memberikan latihan soal untuk dijawab dan didiskusikan oleh masing-masing kelompok yang beranggotakan dua orang tersebut. Masing-masing orang siswa harus bisa mengerjakan soal tersebut bukan hannya salah satu dari anggota kelompoknya saja, anggota yang bisa menjelaskan kepada anggota yang belum paham. karena guru akan memanggil nomer secara acak, bagi siswa yang disebut nomernya harus mengerjakan soal tersebut dan menerangkannya didepan kelas. Bagi siswa yang tidak bisa menjawab atau jawaban salah, maka akan mendapatkan bintang merah yang artinya kelompok tersebut terancam kekalahan, dan apabila jawaban yang disampaikan benar maka kelompok tersebut akan mendapatkan bintang kuning. Kelompok yang mendapatkan bintang kuning yang paling banyak, maka kelompok tersebut menjadi juara dan mendapat bingkisan (penghargaan kelompok) yang telah disediakan oleh gurunya, dan sebaliknya apabila kelompok tersebut mendapatkan bintang merah terbanyak maka kelompok tersebut kalah dan mendapatkan suatu hukuman, yaitu membersihkan kelas selama 3 hari berurut-urut (menggantikan tugas piket). Jawaban yang salah langsung akan dijelaskan oleh guru tersebut. Sesuai dengan pengalaman penulis yang pernah menjadi seorang siswa, pemberian hadiah dan hukuman ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk aktif dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa cenderung tertarik pada hal-hal yang sifatnya kompetisi. Mungkin dalam satu kali pertemuan tidak akan cukup, ini bisa dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama untuk pembahasan materi dan pertemuan kedua untuk latihan-latihan.
- Guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan dari materi trigonometri yang telah disampaikan dengan menggunakan model cooperative script.
- Guru memberikan evaluasi, soal dikerjakan masing-masing oleh siswa dan tidak boleh saling membantu.
- Guru menutup pembelajaran.
Demikian merupakan salah satu cara atau kegiatan untuk mengaplikasikan
model pembelajaran cooperative script yang disajikan oleh penulis. Pada
dasarnya tujuan dari pembelajaran
cooperatif script yaitu untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan,
dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang
bahagia dan memberikan kontribusi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model pembelajaran Cooperative Script merupakan salahsatu cara atau
strategi seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran, yang diawali dengan
membagi siswa kedalam kelompok secil (satu kelompok terdiri dari dua
orang/berpasangan), kemudian membagi materi ajar kepada siswa untuk dipelajari
dan membuat ringkasan materi tersebut. Disini siswa dilatih untuk memberikan
masukkan ide-ide atau gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan untuk
mengomunikasikannya kepada teman sekelompoknya secara bergantian, siswa akan
saling melengkapi satu sama lain. Dalam model pembelajaran ini mengikutsertakan
semua siswa, sehingga semua siswa akan ikut berperan aktif dalam pembelajaran,
dan diharapkan bisa membuat siswa bersemangat dalam belajar sehingga siswadapat
memahami pelajaran dengan lebih mudah. Dalam cooperative scrip ini mengandung
suatu unsur kerjasama dalam kelompok yang membuat siswa berperan aktif dalam
pembelajaran, bukan guru. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk mengarahkan
dan motivator bagi siswa.
Saran
Mungkin inilah yang
diwacanakan pada penulisan kali ini, meskipun penulisan ini jauh dari kata
sempurna, minimal kita bisa mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih
banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, karena saya adalah manusia yang
tempatnya salah dan dosa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi
motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
( Diakses 23 Oktober 2017)
( Diakses 23 Oktober 2017)
http://pendidikanuntukindonesiaku2.blogspot.co.id/2016/01/model-pembelajaran-cooperative-script.html
( Diakses 23 Oktober 2017)